Orang Tua Siswa Setuju Patungan Rp1,5 Miliar

Orang Tua Siswa Setuju Patungan Rp1,5 Miliar

MAJALENGKA - Komite SMAN 1 Jatiwangi bersama orang tua siswa kelas X dengan pihak sekolah membahas rencana kegiatan dan anggaran sekolah (RKAS) tahun ajaran 2017-2018. Rapat tersebut menyepakati iuran Rp1,5 juta per siswa. 
\"sman
Komite SMAN 1 Jatiwangi rapat RKAS. Foto: Hasan/Rakyat Cirebon
Kepala SMAN 1 Jatiwangi, H Entis Diat Tisman Wibawa memohon, dukungan kepada warga sekolah, baik komite dan orang tua siswa untuk mensukseskan program pendidikan yang telah disusun pihaknya. 

Ia mengungkapkan, terkait program kegiatan yang tidak terkaper oleh bantuan pemerintah melalui BOS pihaknya mohon dimusyawarahkan dengan pihak komite.

\"Untuk menciptakan suasana belajar yang tenang dan nyaman, serta fasilitas yang memadai di butuhkan dana yang tidak sedikit. Oleh karena itu, pihak sekolah menyerahkan RKAS ini kepada komite untuk dimusyawarahkan,\" ujar Entis, Kamis (14/9).

Sedangkan, Ketua Komite Sekolah, H Tete Sukarsa mengapresiasi, atas kesadaran para orang tua siswa kelas X yang dengan kebesaran hati mau membantu program sekolah yang telah disusun. 

“Mereka sadar, bahwa untuk menjadikan putra putrinya berprestasi harus ditunjang oleh sarana belajar mengajar yang memadai,” ujar Tete.

Selain itu, kata Tete, pihaknya selaku komite yang nota bene perwakilan dari orang tua siswa telah melakukan rapat, serta koordinasi sekaligus melakukan revisi atas RKAS tahun ajaran 2017-2018 yang diajukan pihak sekolah. 

“Berdasarkan hasil rembuk bersama anggota komite yang lain, maka disetujui RKAS untuk tahun ini yang tidak terkaper BOS berkisar Rp1.502.782.000. Angka inilah yang dimusyawarahkan dengan pihak orang tua. Sehingga, dana yang tidak terkafer bos akan digotong secara sukarela oleh orang tua siswa.

Ia juga menuturkan, jumlah total siswa di SMAN 1 Jatiwangi ada 1.255 siswa. Namun, dari jumlah tersebut, ada 232 siswa yang dibebaskan dan tidak diharuskan menyumbang, karena dikategorikan kurang mampu.

Menurutnya, berdasarkan hasil musyawaran dengan orang tua siswa kelas X, maka setiap orang tua siswa siap membantu Rp1,5 juta, dan itu sudah disepakati bersama. Tinggal besok pihaknya akan melanjutkan musyawarah dengan para orang tua kelas XI dan kelas XII membahas hal yang sama.

\"Namun, perlu dicatat pihak sekolah tidak melakukan pungutan. Uang bantuan tersebut untuk kebutuhan para siswa dan orang tua memfasilitasinya. Hal ini dibolehkan serta ada payung hukumnya,” tegasnya. 

Bagi yang mau memberikan bantuannya, kata dia, dipersilakan dengan cara mentransfer uang yang telah disepakati melalui nomor rekening Bank komite. “Ini resmi (sumbangan orang tua, red), bantuan dari kami oleh kami untuk anak-anak kami,\" ujarnya.

Namun ketika ditanya terkait pogram yang sangat mendesak dan segera dibenahi, Tete menjawab, bahwa progran yang sangat krusial dan harus segera dibenahi yakni lapangan upacara dan finising sarana ibadah.

\"Sampai saat ini sekolah belum mempunyai lapangan upacara yang memadai,  tempat wudhu juga masih numpang ke penduduk, pemagaran lantai 1 masjid harus segera dibangun. Kalau tidak segera diselesaikan maka takut akan terjadi hal hal yang tidak diinginkan,\" tegas H.Tete. 

Terpisah, Dasman selaku orang tua siswa mengaku, secara pribadi dirinya tidak keberatan atas sumbangan atau bantuan dana sebesar Rp1,5 juta, yang penting anaknya bisa belajar dengan tenang dan nyaman. 

\"Untuk mencapai prestasi yang baik memang diperlukan biaya yang tidak sedikit. Saya menyekolakan anak saya di sini karena dipercaya SMAN 1 Jatiwangi termasuk sekolah yang sarat dan penuh prestasi,\" ujar Dasman.(hsn)

Sumber: