Charly Rela Minta Orang Tua Mundur dari Pilwu
Selasa 05-09-2017,05:00 WIB
SUMBER - Pernyataan bahwa kedatangan bakal calon (balon) kuwu petahana Desa Tersana Kecamatan Pabedilan Solihin untuk klarifikasi, dinilai kuasa hukum keluarga vokalis salah satu band papan atas, Charly Van Houten, Waswin Janata SH salah kaprah.
|
Charly berbincang dengan pengacara keluarganya. Foto: Dandy/Rakyat Cirebon |
“Bukan hanya salah kaprah, tapi tindakannya dengan niat ingin melakukan klarifikasi dan silaturahmi membawa ratusan orang dan memicu keributan ke rumah ayah Charly yakni Bapak Sarja Sugendri adalah salah alamat,” tegasnya.
Pasalnya, menurut Waswin persoalan Solihin adalah dengan Yayat, sementara orang tua Charly tidak pernah memberikan perintah atau sejenisnya untuk melakukan tindakan yang telah dituduhkan.
“Faktanya adalah pasukan seratusan orang telah diakui oleh Solihin sendiri mendatangi rumah Pak Sarja bukan rumah Yayat, kemudian tindakan tersebut menyebabkan luka pihak keluarga Charly, untuk itulah klien kami melaporkan tindakan yang bersangkutan kepada pihak kepolisian,” kata dia.
Begitu juga, jika niatnya adalah silaturrahmi, tidak perlu membawa banyak massa dan memberi perintah “serang” saat berada di depan rumah orang tua Charly.
“Nah tindakan itu adalah benar-benar tindakan teror yang nyata, masa begitu ingin mendinginkan suasana, dari mana logikanya,” tukasnya.
Saat dikonfirmasi Rakcer, Charly Van Houten membeberkan majunya orang tuanya di Pilwu bukan hal yang prinsip baginya, karena paling fundamental niat orang tuanya adalah pengabdian.
“Sampai keluarga lapor polisi itu karena tindakan kriminalitasnya terhadap keluarga kami, bukan karena motif persaingan kuwu semata,” ujarnya.
Ketentraman dan kedamaian masyarakat Desa Tersana Bagi mantan vokalis ST12 itu, adalah segalanya, untuk itulah, tidak ada aksi balasan berupa penyerangan, karena tekad utamanya adalah memberikan pelajaran hukum kepeda masyarakat Cirebon yang dicintainya yang sedang menggelar pemilihan kuwu serentak.
“Bahkan saya sendiri akan meminta bapak langsung untuk mundur dari pencalonan, jika benar karena kehadiran bapaknya hanya membuat ketentraman desa kami tercinta menjadi terganggu,” ungkapnya.
Vokalis Setia Band itu juga mengaku hubungan silaturahim masyarakat jadi pecah dan membuat keberadaan keharmonisan desa jadi semakin rusak bukan yang diharapkannya.
“Sekali lagi, bagiku dan orang tuaku perihal pencalonan kuwu bukan sesuatu yang paling penting. Jika hanya jadi merusak nilai-nilai yang luhur, karena orang tuaku ikut dalam pencalonan ini hanya ingin menjunjung nilai yang luhur yaitu semasa pensiun sebagai penyuluh pertanian di PPL Cirebon, ingin mengabdikan diri untuk bisa bermanfaat buat masyarakat di desa,” tuturnya. (dym)
Sumber: