Puncak Kemarau Suhu Makin Tinggi

Puncak Kemarau Suhu Makin Tinggi

INDRAMAYU - Suhu udara di Kabupaten Indramayu saat ini mencapai 35 derajat celcius. Tak heran jika setiap harinya terasa sangat terik dan kerap terjadi angin kencang. Atas kondisi cuaca itu Dinas Kesehatan (Dinkes) mengimbau agar melakukan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas).
\"dinkes
Suhu Indramayu. image by weather.com
Kepala Dinkes Kabupaten Indramayu, dr H Deden Bonni Koswara MM mengatakan, dalam menghadapi musim kemarau seperti yang sedang berlangsung saat ini, masyarakat diimbau untuk melakukan Germas. Adapun langkahnya dapat melakukan peningkatan daya tahan tubuh dengan tidur cukup dan olahraga teratur.

Selain itu, penting pula menjaga kesehatan tubuh dengan memperbanyak minum dan asupan makanan bergizi. Juga perlu menghindari meminum air dingin. Bahkan dibutuhkan perilaku memakai masker‎ saat keluar ruangan untuk mengurangi polutan yang masuk ke tubuh. \"Lakukan perilaku hidup bersih dan hidup sehat pada masing-masing individu maupun keluarga,\" ujarnya, Rabu (30/8).

Sementara Forecaster Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG‎) Stasiun Jatiwangi, Ahmad Faaiziyn menyampaikan, saat ini suhu udara maksimum di wilayah Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan (Ciayumajakuning) mencapai 35 derajat celcius. Kondisi ini berbeda dengan sepekan sebelumnya yang berada pada 34 derajat celcius.

Diperkirakannya, suhu udara akan semakin bertambah tinggi saat puncak musim kemarau nanti. Suhunya diprediksi bisa mencapai 37 sampai 38 derajat celcius. \"Dalam kondisi normal, puncak musim kemarau diprediksi terjadi pada akhir September sampai awal Oktober,\" jelasnya.

Dari hasil monitoring terbaru pada 20 Agustus 2017, pihaknya mencatat musim kemarau di sebagian besar wilayah Ciayumajakuning mengalami hari tanpa hujan dengan kategori panjang, dan sebagian lainnya ada yang sangat panjang. 

Ada kemungkinan pula, daerah yang mengalami musim kemarau dengan hari tanpa hujan kategori sangat panjang akan bertambah pada September nanti. \"Musim kemarau bukan berarti tidak ada hujan sama sekali. Hujan masih bisa turun meski jarang, dan intensitasnya sangat rendah,\" terangnya.

Ditambahkan, turunnya hujan di sejumlah daerah pada Selasa (29/8) malam dikarenakan adanya faktor regional di sebagian wilayah Indonesia. Yakni adanya sirkulasi \'Eddy\' di wilayah‎ Kalimantan yang mengakibatkan terjadinya pelambatan kecepatan angin lapisan atas. 

Bahkan kelembaban udara di lapisan atas juga cukup tinggi, sehingga awan menjadi jenuh dan turun hujan. \"Tapi mulai hari ini (Rabu, red) sudah kembali normal. Tidak ada potensi hujan,\" tandasnya. (tar)

Sumber: