Argasunya Mulai Krisis Air Bersih

Argasunya Mulai  Krisis Air Bersih

HARJAMUKTI – Masyarakat di beberapa titik wilayah selatan Kota Cirebon mulai mengeluhkan ketersediaan air bersih. Hal itu terjadi menyusul musim kemarau yang tengah dirasakan. Jauh sebelum musim kemarau pun, ketersediaan air bersih di wilayah itu patut menjadi perhatian.
\"persediaan
Penampung air bersih SDN Cadasngampar Argasunya. Foto: Fajri/Rakyat Cirebon
Kekurangan air bersih salahsatunya dirasakan SD Negeri Cadasngampar Kelurahan Argasunya Kecamatan Harjamukti. Di sana, ketersediaan air bersih sangatlah minim, bahkan termasuk kategori kekurangan. 

“Padahal butuh sekali air bersih untuk kebutuhan sehari-hari,” ungkap Kepala SDN Cadasngampar, Yusuf Hidayat, akhir pekan lalu.

Yusuf menyadari, persoalan air bersih sudah lama terjadi di wilayah itu. Meski di sisi lain, diakuinya, infrastruktur terutama jalan kini kondisinya sudah sangat baik lantaran diperhatikan Pemerintah Kota Cirebon.

“Jalan sudah bagus. Tapi kendala yang masih ada itu air bersih. Namanya juga daerah pinggiran, jauh dari pantauan mungkin. Padahal di sini butuh sekali air bersih. Karena kalau musim hujan saja air mudah didapatkan,” tuturnya.

Dikatakannya, karena yang bisa diandalkan hanya ketika musim hujan, maka pihak sekolah menyediakan tempat penampungan air dengan kapasitas 1.300 liter yang dipasang di halaman sekolah setempat.

“Makanya kita siapkan tempat penampungan air itu,” katanya seraya menunjukkan tempat penampungan air dimaksud.

Ia menuturkan, jika musim kemarau seperti ini, para guru dengan sukarela membawa air bersih dari rumah untuk memenuhi kebutuhan air di sekolah. 

Ia sangat berharap kepada pemerintah agar bisa mengatasi permasalahan air bersih. “Karena ini sangatlah penting,” katanya.

Senada disampaikan seorang guru SDN Cadasngampar, Laela. Ia mengakui kesulitan untuk mencukupi kebutuhan air bersih sudah dirasakan cukup lama. Solusi alternatifnya, pihak sekolah harus membeli air bersih. 

“Makanya kita berharap pemerintah dapat membantu menyelesaikan persoalan air bersih ini,” katanya.

Meski kewalahan memenuhi kebutuhan air bersih, aktivitas pembelajaran di sekolah tersebut tak terganggu. Baik siswa maupun guru tetap beraktivitas sebagaimana mestinya. (jri)

Sumber: