Transportasi Online Mulai Menggerus Lahan Sopir Angkot

Transportasi Online Mulai Menggerus Lahan Sopir Angkot

KESAMBI - Semakin banyaknya transportasi online yang beroperasi di Kota Cirebon nampaknya membuat para sopir angkot geram. 
\"sopir
Sopir angkot di Kota Cirebon mogok beroperasi. Foto:Asep/Rakyat Cirebon
Kemarin, para sopir dari sepuluh jalur yang beroperasi di Kota Cirebon menghentikan kegiatannya menarik penumpang. 

Hal tersebut menyusul lambannya langkah pemerintah untuk membendung semakin banyaknya moda transportasi online di Kota Cirebon.

Seperti di pertigaan By pass-Jalan Perjuangan, Puluhan sopir Angkutan Kota jalur D2 memarkirkan kendaraannya dan menurunkan para penumpangnya.

Rusli, Salahsatu sopir yang turut memarkirkan angkotnya mengatakan bahwa yang terjadi kemarin adalah bentuk kekesalan dari para sopir yang penghasilannya mulai berkurang sejak moda transportasi online masuk di Kota Cirebon.

\"Kita menyesalkan sikap pemerintah mas kok mereka dibiarkan dan bahkan semakin banyak,\" ungkap Rusli kepada Racker.

Sementara di lapangan para sopir melakukan aksi berhenti beroperasi, para koordinator jalur dari semua angkot di kota Cirebon berkumpul di Kantor Organda Cirebon untuk membahas langkah selanjutnya yang akan diambil untuk menyikapi fenomena transportasi online yang semakin mewabah.

Agus Tarmudi, Koordinator jalur Angkutan Kota D6 dengan lantang menegaskan bahwa sejak masuknya transportasi online, baik jenis roda empat maupun ojeg online pendapatannya berkurang sangat signifikan.

\"Tiga bulan terakhir pendapatan kita berkurang mas, sampai 75 persen, bahkan ada beberapa sopir yang tidak pulang ke rumah karena tidak membawa penghasilan untuk keluarganya,\" tegas Agus kepada racker di Kantor Organda.

Melihat kondisi Kota Cirebon yang hanya memiliki lima kecamatan, Agus menyatakan bahwa pihaknya tegas menolak adanya moda transportasi online di Kota Cirebon, baik yang berizin apalagi yang tidak mengantongi izin sdan menyalahi Undang-undang tentang perhubungan darat.

\"Sekarang belum ada yang punya izin, semua akan kami tolak, di daerah lain pun berani dengan tegas menolak, karena bukan hanya kami sopir angkot yang kena imbasnya, abang becak dan para tukang ojeg pun sama,\" ujar Koordinator Angkutan Kota jalur Perumnas tersebut.

Indrajaya, Koordinator jalur Angkutan Kota D5 pun mengakui penurunan pendapatan yang dialami begitu signifikan setelah merebaknya transportasi Online di Kota Cirebon.

\"Benar sekali mas, menurun drastis, bahkan kita pernah ikuti salahsatu taksi online, kita datangi sopirnya, saya tanya mau apa, dan ternyata dia menunggu penumpang dari SMPN 6, itu kan lahan kami mas,\" kata dia.

Mewakili para sopir angkot yang ada di Kota Cirebon, para Koordinator pun mengaku sudah berkumpul dan telah menyepakati, bahwa mereka menolak tegas adanya transportasi online di Kota Cirebon. 

Mereka meminta agar segara ada tindakan tegas dari pemerintah untuk memberikan sanksi kepada perusahaan transportasi online, apalagi diketahui tidak ada satupun dari mereka yang sudah mengantongi izin. (sep)

Sumber: