Serikat Petani Tuding Oknum LMDH Langgar Aturan

Serikat Petani Tuding Oknum LMDH Langgar Aturan

MAJALENGKA - Puluhan aktivis Serikat Petani Majalengka (SPM) meminta penjelasan terkait penanganan Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) kepada pihak Perhutani. Alasannya, mereka menemukan pengelolaan tidak transparan, karena ada pihak luar yang terlibat.
\"petani
Petani Majalengka datangi kantor Perhutani. Foto: Herik/Rakyat Cirebon
Perwakilan dari Konsorsium Pembaharuan Agraria (KPA) yang juga SPM Majalengka, Samsudin mengatakan, PHBM harus jelas pembagian lahannya. Selama ini pihaknya menilai bahwa perhutani terkesan membiarkan adanya keterlibatan warga luar yang juga mengelola lahan hutan.

\"Kami ingin pihak Perhutani mendahulukan masyarakat atau warga yang tinggal di sekitar hutan. Dan warga luar yang terlibat mengelola hutan agar ditindak tegas,\" ungkap Samsudin, saat audiensi di aula Perhutani, Kamis (3/8).

Pihaknya menduga, ada sejumlah oknum di Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) yang tetap membiarkan orang luar mengelola hutan dengan sewenang-wenang dan melanggar aturan.

\"Kami serikat petani Majalengka (SPM) menilai ada kesamaan organisasi antara SPM dengan LMDH (lembaga masyarakat desa hutan). Tetapi, dalam hal ini kami ingin berpihak kepada masyarakat. Jangan sampai warga luar menguasai hutan. Sementara warga yang jelas-jelas berdomisili dekat pengelolaan hutan perhutani justru hanya gigit jari,\" ungkapnya.

Sementara itu, perwakilan Perhutani, Suwanda menegaskan, petani penggarap harus berdomisili di wilayah dekat perhutani.

Pihaknya telah siap membenahi. Saat ini pihaknya baru melakukan pendataan lahan, dan tinggal menunggu instruksi dari pimpinan.

\"Ya , kami pun setuju bahwa yang mengelola hutan harus berdomisili di wilayah dekat hutan. Kami memang tengah membenahi itu. Kami juga akan segera mensosialisasikannya kepada masyarakat. Hanya saja menunggu instruksi pimpinan lebih dahulu,\" ungkapnya.

Suwanda mengaku, pihaknya telah banyak merencanakan, ketua LMDH terkadang punya banyak urusan, akan menyampaikan langsung secara sosialisasi.

\"Kami menunggu instruksi. Karena kami belum waktunya menyampaikan. Tapi, intinya kami terbuka menerima kritikan dan masukan yang baik,\" imbuhnya. (hrd)

Sumber: