Kesal Air PDAM Mampet, Pegawai Radika dan Disparbud Ancam Demo

Kesal Air PDAM Mampet, Pegawai Radika dan Disparbud Ancam Demo

MAJALENGKA – Janji PDAM Kabupaten Majalengka mengalirkan air ke konsumen tak ditepati. Hingga kemarin, air PDAM di sejumlah rumah warga dan instansi pemerintah masih mampet. 
\"pdam
Air PDAM di kantor Radika belum ngocor. Foto: Herik/Rakyat Cirebon
Bahkan, Pegawai radio pemerintah daerah Radika maupun Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) kelimpungan air saat berdinas di kantor dari pagi hingga pulang kerja. 

Para pegawai terpaksa pergi ke tempat lain untuk keperluan cuci kakus. Jika belum juga ngocor sampai beberapa hari kemudian, mereka bersiap untuk aksi demo, terutama para pegawai Radika.

Salah seorang pegawai Radika, Piping Saripudin membenarkan bahwa hingga Selasa, PDAM tak menepati janjinya yang akan megalirkan air pada Senin (31/7) Pihaknya telah berkordinasi dengan PDAM dan PLN, namun mereka beralasan bahwa hal itu sedang diusahakan.

\"Kami sudah koordinasi, katanya mohon untuk bersabar. Mengingat kerusakan sedang dalam perbaikan. Ditambah, di depan kantor ada tiang listrik yang runtuh tertabrak mobil, dan itu katanya mengganggu pasokan air,\" ungkap Piping, Selasa (1/8).

Hal senada diungkapkan pegawai Radika lainya, Onat. Menurutnya, air PDAM agar segera diperbaiki, mengingat sudah sepekan lebih air tidak ngocor. Pihaknya berharap agar kedua lembaga tersebut yakni PDAM dan PLN segera mengambil sikap tegas.

\"Kami sudah kordinasi tapi tampaknya kedua lembaga itu masih lempar tanggung jawab. Masalahnya ada tiang listrik tertabrak mobil, melesak ke bawah dan mengganggu pipa PDAM. Dan kedua lembaga itu masih saling lempar tanggungjawab,\" ungkapnya.

Baik Piping maupun Onat, serta puluhan pegawai di Radika dan Disparbud meminta agar dua lembaga itu segera mengambil sikap untuk bersama-sama memperbaiki tiang listrik dan pipa PDAM. 

Persoalannya jika sampai beberapa hari tidak ada aksi dari dua lembaga itu, maka kemungkinan akan ada aksi demonstrasi.

\"Terutama pegawai perempuan, karena mereka itu kebutuhan airnya cukup banyak. Untuk berwudlu saja kita harus pulang dulu, atau pergi ke saudara yang dekat dengan kantor. Kalau dalam beberapa hari lagi belum juga ada sikap, maka kami bisa saja mengambil sikap aksi seperti demo,\" ujar Emed, pegawai Radika lainnya. (hrd)

Sumber: