Pilbup Kuningan Diprediksi akan Diikuti Tiga Pasang Calon
Jumat 21-07-2017,13:00 WIB
KUNINGAN - Aktivis LSM Merah Putih Kuningan, Boy Sandi Kartanegara, memprediksi berbagai kemungkinan yang akan dilakukan parpol sebagai strategi meraih kemenangan di Pilkada Kuningan 2018 mendatang.
|
Boy Sandi Kartanegara. Foto: Mumuh/Rakyat Cirebon |
Tak beda jauh dengan prediksi yang lain, ia mengira Pilkada Kuningan akan diikuti sedikitnya 3 pasangan calon bupati/wabup dari parpol dan atau gabungan parpol, sehingga ia pun sangat berharap agar “penikahan” politik, dalam hal ini koalisi bisa berlangsung langgeng.
Menurut Boy Sandi, kalau melihat wajah-wajah kandidat yang bertebaran, Pilkada Kuningan yang akan dilaksanakan Juni 2018 nanti paling tidak akan diikuti oleh 3 pasang kandidat.
“Soal akan terjadi pernikahan politik diantara partai yang akan berlaga, ini tergantung proses komunikasi yang memperhatikan kepentingan kedua belah pihak secara seimbang agar jika menang maka pernikahan itu bisa berjalan awet hingga periode berakhir,” harap Boy, Kamis (20/7).
Demokrasi yang dinikmati saat ini, kata Boy, memberikan peluang seluas-luasnya bagi siapapun untuk maju untuk berlaga dalam kontestasi 5 tahunan (Pilkada, red) ini.
Pilkada, menurutnya jangan sampai berhenti pada proses glorifikasi hingar bingar saja, melainkan harus memberikan manfaat besar bagi kelangsungan pembangunan daerah dengan memperhatikan gagasan yang ditawarkan oleh masing-masing kandidat.
“Meskipun untuk menuju titik ini diperlukan kesabaran yang sangat ekstra, tapi dalam meniti jembatan demokrasi ini mereka (para calon, red) harus bisa memberi manfaat yang cukup besar bagi penikmat demokrasi itu sendiri, yaitu masyarakat. Pilkada ini jangan sampai hanya terlihat hingar bingarnya saja, tapi harus benar-benar bisa menciptakan sosok pasangan pemimpin yang berkualitas,” harapnya lagi.
Lebih lanjut Boy mengungkapkan, biaya untuk kegiatan Pilkada Kuningan tidak sedikit, yakni mencapai Rp23 miliar yang kalau digunakan kepada hal lain sangat lebih dari cukup untuk membangun banyak ruang kelas baru dalam wilayah pendidikan.
Atau bisa untuk pembangunan lainnya di masyarakat. Maka dari itu, masyarakat akan merasakan sendiri kerugian besar jika tidak memanfaatkan momentum Pilkada nanti dengan sebaik-baiknya untuk menentukan calon pemimpin Kuningan masa depan yang inovatif.
“Rugilah kita semua kalau dari proses ini kita mendapatkan pemimpin yang tidak inovatif dan miskin terobosan untuk kelancaran pembangunan yang outputnya untuk kesejahteraan warga,” ujarnya.
Kembali kepada soal koalisi, Boy mengaku dirinya masih belum memiliki gambaran kongkret partai apa akan berkoalisi dengan partai mana, serta bakal calon yang satu akan berpasangan dengan bakal calon yang mana.
Kendati demikian, ia mengingatkan bagi semua pihak, terutama yang balon petahana (H Acep Purnama, red) untuk tidak jumawa karena diprediksi banyak pihak cukup kuat dan sangat berpotensi kembali menduduki jabatan Bupati Kuningan.
Kepada yang lainnya, ia pun mengingatkan agar tetap optimis karena ada istilah lumpur yang dipijak masih becek dan belum mengeras, dengan kandungan arti semua masih mengalami berbagai kemungkinan.
“Saya masih belum punya gambaran kongkret mengenai koalisi mengingat proses komunikasi diantara partai-partai masih sangat dinamis. Yang masih terlihat paling menonjol dalam Pilkada nanti, jelaslah sang petahana yang masih menguasai lapangan. Namun politik sekali lagi sangat dinamis, Petahana tak perlu jumawa dan penantangnya juga jangan pesimis. Saat ini lumpur yang dipijak masih becek dan belum mengeras, silakan terjemahkan saja kemana arah bicara saya,” tandas Boy, si pengagum rambut gondrong itu. (muh)
Sumber: