Gedung Bekas SD Zaman Belanda Disekat jadi Kelas dan Ruangan Guru

Gedung Bekas SD Zaman Belanda Disekat jadi Kelas dan Ruangan Guru

INDRAMAYU - Kondisi Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah (MDTA) sangat memprihatinkan, gedung bekas Sekolah Dasar (SD) zaman belanda terpaksa digunakan untuk kegian belajar santri. 
\"madrasah
MDTA di desa Wirakanan gunakan bangunan zaman belanda. Foto: Ist.Rakyat Cirebon 
Kondisi bangunan yang sudah tidak layak juga semakin mengkhawatirkan  keselamatan para santri, lantaran belum pernah dilakukan perbaikan.

Informasi yang dihimpun Rakcer, kondisi bangunan MDTA Tarbiyatul Athfal, yang terletak di Blok Tipar Lor Desa Wirakanan Kecamatan Kandanghaur sangat memprihatinkan, kondisi bagian atas sudah lapuk seperti kayu dan genting sudah tua, fasilitas Mandi Cuci Kakus (MCK) tidak memadai.

Ketua Yayasan, Frenky Mubarok mengungkapkan, MDTA berdiri diatas tanah Desa Wirakanan, gedung yang kini ditempati merupakan bangunan bekas SDN Wirakanan yang dibangun sekitar Tahun 70an.

\"Drainase di sekitar madrasah yang buruk mengakibatkan genangan air masuk ke halaman,  atap bangunan berupa genting dan kayu penyangganya sudah sudah tua, takut ambruk menimpa para santri,\" bebernya.

Kerusakan juga terjadi pada bagian bangunan sisi lainya, lanjutnya menyampaikan, seperti kusen jendela sudah keropos beberapa diantaranya sudah tidak sanggup menyangga kaca jendela, dinding madrasah sudah mengalami pengapuran dan lapuk yang cukup parah, sehingga menyebabkan banyak debu yang mengganggu aktifitas belajar santri.

\"Bantuan yang didapatkan cuma Bantuan Operasional Pendidikan Diniyah (BOPD), khusus untuk bangunan belum pernah, adapun perbaikan yang dilakukan berasal dari iuran para wakil santri yang prihatin dengan kondisi bangunan, karena merekapun khawatir atas keselamat anaknya,\" tuturnya.

Meski kondisi bangunan memprihatinkan, MDTA Tarbiyatul Atfhal serius dalam mencerdaskan bangsa, dikatakan Frenky, banyak prestasi yang berhasil ditorehkan, sehingga berbagai macam piala pada lomba di tingkatan Kecamatan Kandanghaur terpampang di MDTA. Seperti juara 1 CCA tingkat Kecamatan, dan yang terbaru juara 1 Kaligrafi putri Kecamatan Kandanghaur.

\"Jumlah siswa seluruhnya 122, yang terbagi dalam kelas 1-4 berjumlah 92, dan untuk kelas persiapan sebanyak 30 orang,\" ucapnya.

Pihaknya juga berharap, ada perbaikan secara menyeluruh terhadap gedung madrasah, seperti ruang kelas bagi santri, agar bisa mengoptimalkan kegiatan belajar guna menambah prestasi. \"Saat ini satu gedung bekas SD disekat menjadi 3 Kelas, dan 1 ruang guru,\" pungkasnya. (yan)

Sumber: