Toko Modern Sulit Rebut Konsumen

Toko Modern Sulit Rebut Konsumen

KEJAKSAN – Cirebon sudah kadung dikenal sebagai kota batik. Bersama dengan Pekalongan, Yogya dan Solo, Cirebon menjadi kota penghasil produk batik terbaik di Pula Jawa. Oleh karena itu, brand kota batik sudah sangat lekat bagi Cirebon.
\"nasib
Blossom Fashion. Foto: Suwandi/Rakyat Cirebon
Banyak wisawatan berbondong – bondong mendatangi Cirebon hanya untuk berwisata batik. Dampaknya, perajin batik asli Cirebon seperti mendapatkan berkah. Hal ini rupanya  berbanding terbalik dengan nasib fashion modern.

Kuatnya batik sebagai identitas Cirebon membuat bisnis fashion modern kalah pamor dengan fashion etnik dan tradisional. Seperti yang dialami brand fashion Blossom. Fashion store yang mengusung factory outlet (FO) kesulitas  meraih pasar fashion di Cirebon.

Supervisor Blossom  Cabang Cirebon, Yuki menjelaskan, mekanisme pasar modern fashion di Cirebon untuk saat ini masih sulit ditebak. Pasalnya, sejak dibuka sekitar 5 bulan lalu, belum ada kenaikan penjualan yang signifikan.

Yuki membandingkan, sebagai salah satu kota yang mulai ramai aktivitas ekonomi, kebutuhan fashion bagi masyarakat seharusnya terbilang tinggi. Lebih lagi intensitas kunjungan wisatawan yang stabil seharunya menjadi penopang  bisnis bagi dunia fashion.

“Di Cirebon  memang belum terlalu terlihat pasar untuk produk FO-nya. Karena memang kami sendirian yang mengusung konsep FO, jadi kami bikin sendiri jual sendiri produknya,” ungkap Yuki kepada Rakyat Cirebon, kemarin.

Ia mengaku, masih sulit meraih pasar  modern fashion di Cirebon. Selain karena kuatnya batik,  modern fashion yang mengusung konsep FO juga harus menghadapi persaingan dengan produk  fashion yang dijual di mall besar.

Berbeda dengan Yogya dan Bandung yang terkenal sebagai daerah penghasil fashion, tata kelola produk modern fashion di Cirebon belum tersegmentasi maksimal. Sehingga, belum mampu menarik kedatangan wisatawan  dengan pancingan modern fashion.

“Untuk menarik pelanggan kami akan promo diskon, kalau produk yang sepi akan didiskon  hingga 70 persen,” ujarnya.

Selama 5 bulan berjalan, diakui Yuki, tingkat kunjungan teramai terjadi saat Ramadan tahun ini. Berbarengan dengan tingginya kebutuhan  pakaian baru, Blossom juga kebanjiran  pelanggan. Selepas itu, kata Yuki, kembali sepi.

Meski menjual banyak jenis modern fashion, family fashion menjadi yang paling diburu. Yuki menjelaskan, sebetulnya Blossom menyediakan fashion untuk semua kalangan, lebih lagi untuk anak muda. “Yang paling ramai kunjungan keluarga,” singkatnya.

Yuki  berharap, tata kelola Cirebon dapat menyerap potensi bisnis modern fashion. Sehingga semua bisnis akan berjalan dengan dan meraih segmen pasar masing – masing. Tidak terpusat pada satu titik saja. (wan)

Sumber: