Jangan Bandel, Ritel Diminta Patuhi HET

Jangan Bandel, Ritel Diminta Patuhi HET

CIREBON – Meski sudah diberlakukan harga eceran tertinggi (HET) untuk sejumlah komoditas pangan, harga  di pasaran tetap merangkak naik. Hal inilah yang menyebabkan harga pangan tidak stabil.
\"pemerintah
Asep Dedi. Foto: Suwandi/Rakyat Cirebon 
Sekretasris Daerah Kota Cirebon, Asep Dedi MSi mengatakan, gejolak harga saat Ramadan  bukan hal yang aneh. Selain, meningkatkan daya beli masyarakat, juga rentan  adanya permainan harga oleh sejumlah oknum. 

Salah satunya untuk mengatisipasinya, jelas Asep pemerintah Kota Cirebon melalui sejumlah instansi terkait siap mengadakan Operasi Pasar Murah (OPM). Namun, Asep belum memastikan  kapan OPM digelar. “Dari provinsi dulu baru masing-masing daerah,” ungkap Asep, Selasa (30/5).

Menurutnya, saat ini gejolak harga sudah mulai berdampak di pasaran. Meski begitu, pasokan bahan makanan di sejumlah pasar masih terbilang aman. 

“Sehingga  masyarakat  tidak perlu khawatir. Karena, selama Ramadan masih cukup (pasokan bahan makanan, red),” singkatnya.

Menyikapi harga daging sapi yang   terus merangkak naik, Asep mengajurkan masyarakat untuk  beralih ke daging sapi yang dijual dengan  harga eceran tertinggi (HET). Karena, HET sudah diberlakukan di sejumlah ritel modern.

Pasalnya, meski dipatok HET harga daging di pasar tradisional  masih  terbilang tinggi.  Kami sudah mengeluarkan kebijakan, sehingga nanti di pasar – pasar, akan dipasok komoditi dari pusat,” jelas Asep.

Dari pantauannya, sejumlah ritel  sudah tertib memberlakukan HET untuk 3 komdotitas. Hanya saja, untuk daging ada beberapa ritel yang pasokannya masih kosong, biasanya di ritel. 

“Pelan-pelan, karena ritel di sini kan banyak juga tapi secara umum sih mereka sudah tertib, mereka memasang spanduk ada HET,” ucapnya.

Ritel yang sudah memasang spanduk HET, kata dia, diharapkan menjadi alternatif  tunjuan belanja masyarakat sembari menunggu diberlakukannya OPM saat Ramadan. 

“Sebagai opsi alternatif, kalau di pasar mahal yah ada yang lebih murah. Kami nggak bisa memaksa pedagang tradisional,” pungkasnya. (wan)

Sumber: