Hindari Keguguran, Kurangi Aktivitas Berlebihan

Hindari Keguguran, Kurangi Aktivitas Berlebihan

CIREBON - Bagi seorang ibu mengandung merupakan fitrah serta tahapan yang harus dilalui. Namun, pernahkah anda fikirkan, kenapa sering kali adanya cerita pendarahan atau bahkan sampai terjadi keguguran, yang kerap menimpa kepada  ibu hamil.
\"puskesmas
Puskesmas Kesambi. Foto: Zezen/Rakyat Cirebon  
Tentu hal ini perlu dipahami, apa saja yang menjadi penyebabnya. Seperti yang disampaikan dr Sulfianty Irfan MMKes bahwa banyak faktor yang terjadinya pendarahan. Namun, yang tidak kalah penting, adalah memperhatikan usia kehamilan si ibu, pada usia berapa terjadinya pendarahan maupun keguguran tersebut.

“Hal itu penting untuk menjadi bahan acuan. Karena, penyebabnya berbeda-beda. Ketika terjadi dibawah usia 20 minggu. Istilahnya abortus, sedangkan kalau lebih dari itu, bisa saja itu merupakan plasenta previa atau solution plasenta,” jelas Sulfianty kepada Rakyat Cirebon, Rabu (17/5).

Sulfianty yang juga Kepala Puskesmas Kesambi Kota Cirebon itu mengungkapkan, saat terjadi abortus pada usia kandungan di bawah delapan minggu penyebabnya bisa saja karena kelainan genetik. Sedangkan, ketika telah memasuki usia kandungan diatas delapan minggu biasa terjadi karena sebab lain.

“Mungkin saja karena kurangnya suport hormone, atau bahkan bisa karena infeksi” tutur wanita yang akrab disapa Sulfy.

Keguguran, kata dia, ada yang masih bisa terselamatkan janinnya. Tetapi, tidak sedikit dari ibu hamil yang mengalami keguguran dan janinnya tidak terselamatkan. “Istilahnya bedrest total untuk janin yang masih bisa di pertahankan,” katanya.

Menurutnya, penyebab lain terjadinya pendarahan bisa karena faktor ibu hamil yang terlalu banyak mobilitasnya. Sehingga, menjadikan kondisi kandungan ibu hamil tidak stabil. “Itu (mobilitas tinggi, red) bisa juga menjadi penyebab terjadinya pendarahan maupun keguguran,”tegasnya.

Maka, untuk menghindarinya, diutamakan ketika kehamilan memasuki trimester atau minggu pertama, sebaiknya jangan terlalu banyak beraktifitas. Karena, akan mendekatkan terjadinya pendarahan.

“Tetapi jikalau ibu hamilnya kuat, hal itu tidaklah berbahaya bagi kandungannya. Hanya saja untuk kehati-hatian dianjurkan lebih baik mengurangi aktivitas, untuk menjaga kondisi kandungannya,” pungkasnya. (zen)

Sumber: