DPRD Desak Pemkab Susun Perda Penaggulangan Bencana

DPRD Desak Pemkab Susun Perda Penaggulangan Bencana

MAJALENGKA – Pihak DPRD terus mendesak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Majalengka untuk bisa bergerak cepat dalam menangani persoalan bencana alam, mengingat Majalengka sendiri masuk dalam peta daerah rawan bencana baik di Jawa Barat (Jabar) maupun secara nasional. 
\"dprd
DPRD Majalengka sidak lokasi bencana. Foto: Pai/Rakyat Cirebon
Selain itu, beberapa wilayah di Kabupaten Majalengka juga merupakan jalur patahan Caesar Baribis yang berpotensi menimbulkan bencana. Demikian seperti yang diungkapkan Ketua Komisi I DPRD Majalengka Dede Aif Musapa SH kepada Raja (18/4) kemarin.

Lebih lanjut Dede menambahkan, Pemkab Majalengka harus cepat tanggap dalam menyelesaikan persoalan bencana. Pasalnya kata dia dalam hal persoalan regulasi Perda tentang penanggulangan bencana belum juga disahkan dan ditetapkan. Padahal kata dia, Pansus di DPRD sendiri sudah sangat lama menyelesaikan pembahasan Raperda tersebut.

“Jika kita lihat peta Kabupaten Majalengka sendiri kan masuk dalam katagori daerah rawan bencana, yang seharusnya pemerintah daerah segera menetapkan satu regulasi yakni Perda tentang penangulangan bencana, apalagi masalah itu sudah dibahas cukup lama di Pansus bahkan sempat di dorong agar segera di perdakan, namun sampai saat ini belum juga disahkan,” jelasnya.

Sementara itu, masyarakat Cirelek Desa Nunuk Baru Kecamatan Maja saat ini sudah mulai bisa beraktivitas, paska bencana banjir yang sempat merusak jembatan dan sejumlah fasilitas umum lainya, dengan cara membangun jembatan sederhana, yang dibantu oleh Koramil dan Polsek Maja beberapa waktu lalu.

Danramil 1702 Maja, Kapten Inf Endang Supriatna menjelaskan, pembangunan jembatan darurat bertujuan untuk membuka kembali akses masyarakat ke balai desa.

 “Setelah jembatan yang ada ambruk terbawa derasnya banjir bandang beberapa waktu lalu akses masyarakat sempat terputus. Sehingga kami bersama pihak kepolisian dan masyarakat akhirnya bergotong royong untuk membuat jembatan darurat,” tuturnya.

Diakui, paska banjir yang terjadi menimpa desa itu, tentu harus ada evaluasi terutama mengenai penyebab terjadinya banjir. Selain itu perlu penanganan serius terutama kondisi hulu sungai. 
Lebih lanjut ia mengatakan, selain persoalan jembatan yang putus, peristiwa ambruknya sarana ibadah dan lembaga pendidikan tersebut diduga akibat air yang meluap yang disebabkan adanya penggundulan dihulu sungai.

Ditambahkan, intensitas hujan cukup tinggi di wilayah Majalengka Selatan. Sementara itu sebelumnya sekretaris BPBD Majalengka Drs A Mahmud MP kepada Raja mengatakah, pihaknya sejauh ini terus meningkatkan kewaspadaan dini, dengan mengajak semua pihak untuk peduli terhadap kelestarian lingkungan alam. 

Selain itu kata dia pihaknya juga sudah menyiapkan dan menyiagakan satkorlak bencana hingga ketingkat desa, yang tujuanya untuk memudahkan pihaknya dalam penanganan saat terjadi bencana maupun penanggulangan paska bencana. Untuk beberapa wilayah yang terkena banjir dan abrasi kata dia, upaya tercepat diantaranya adalah dengan memberikan bantuan beronjong. (pai) 

Sumber: