Mensos Yakin BPNT Tepat Sasaran, Warga: Orang Mampu Malah Dapat Bantuan
Senin 17-04-2017,09:30 WIB
KESAMBI - Munculnya informasi tentang data masyarakat miskin yang dipakai sebagai landasan dalam program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) tahun 2017, bahwasanya penyaluran BPNT masih menggunakan data statistik tahun 2011 disangkal oleh Menteri Sosial.
|
Mensos Khofifah pegang kartu keluarga sejahtera. Foto: Asep/Rakyat Cirebon |
Diwawancarai sejumlah wartawan saat mendampingi kunjungan Presiden di Kota Cirebon, Menteri Sosial Republik Indonesia, Khofifah Indar Parawansa menegaskan bahwa BPNT tidak menggunakan data tahun 2011 melainkan data ter update.
\"Enggak mas, Untuk BPNT itu kita sudah pakai data Pemutakhiran Basis Data Terpadu (PBDT) tahun 2015, jadi itu sudah update,\" tegas Khofifah dihadapan wartawan.
Selain telah menggunakan data terupdate, yakni PBDT tahun 2015. Kementrian juga terus melakukan pemutakhiran data. Salahsatunya adalah dengan menyiapkan Sistem Informasi dan Konfirmasi Data Sosial Terpadu (Siskada Satu).
Melalui Siskada Satu tersebut, dijelaskan Khofifah bahwa secara berkala, setiap operator di daerah, baik kota maupun Kabupaten diminta untuk selalu memutakhirkan data-data yang sudah tercatat dalam PBDT.
\"Jadi kalau misalnya ada yang mau update, itu sangat bisa sekali. Enam bulan sekali data yang sudah masuk PBDT akan dimutakhirkan, sangat kecil lah salah sasaran dan memang tujuan dari pemutakhiran data kan supaya bantuan tidak salah sasaran,\" lanjut dia.
Sebelum secara berkala dilakukan pemutakhiran, terlebih dahulu setap daerah diberikan user name dan pasword untuk login, kemudian setelah login operator di daerah akan diminta untuk melakukan konfirmasi terhadap data yang ada pada PBDT.
\"Sebelum dimutakhirkan setiap enam bulan, kan kita minta agar datanya dikonfirmasikan dulu. Apakah benar si A adalah warga di kelurahan A, misalnya,\" jelas dia. Untuk diketahui, beberapa warga penerima di Kota Cirebon merasa bahwa BPNT masih saja tidak tepat sasaran.
\"Ini juga saya lihat tidak tepat sasaran mas, yang rumahnya bagus dapat bantuan, sedangkan yang rumahnya, mohon maaf jelek malah gak dapet, jadi indikatornya apa?\" tanya Uus Kusmana Sanusi, Ketua RW 03 Sigendeng saat ditanyai rakcer.
Kedepan, meskipun program bantuan ini masih terkesan belum rapi, para penerima mengharapkan agar sistem yang dibangun tidak menyulitkan masyarakat. (sep)
Sumber: