Istri Kesepian, Sopir Pribadi Jadi ‘Selimut’ Malam

Istri Kesepian, Sopir Pribadi Jadi ‘Selimut’ Malam

APA enaknya menjadi istri seorang pengusaha asing? Tini (25)—bukan nama sebarnya,--, salah satu warga Kecamatan Kejaksan, Kota Cirebon ini, mungkin akan menjawabnya dengan “enak”. Selain selalu menerima nafkah berupa materi yang lebih, Tini juga bisa kapan saja keluyuran keluar rumah, memanfaatkan suaminya yang jarang ada di rumah. 
\"ilustrasi
Ilustrasi istri selingkuh dengan sopir pribadi. Image by jawapos.com
Awalnya, Tini merupakan anak dari keluarga tidak mampu. Rumahnya pun hanya setengah tembok, setengahnya lagi bilik bambu. Bangunan sederhana itu bahkan tidak berdiri di tanahnya sendiri, melainkan di tanah orang lain, yang rela meminjamkan tanah tersebut tanpa batas waktu dan gratis. 

Ayahnya sebagai pekerja serabutan, ibunya menjadi asisten rumah tangga di rumah keluarga yang dekat dengan tempat tinggalnya. Tini sendiri sebetulnya mengikuti jejak ibunya, bekerja sebagai asisten rumah tangga di lain tempat. 

Kehidupan Tini mulai berubah ketika tanpa sengaja dilirik oleh Tono (50),-- bukan nama sebenarnya--, warga berkebangsaan India, teman dari bapak majikannya. Kulit Tini yang eksotik dan berambut panjang membuat Tono diam-diam menaruh hati kepada Tini. Singkat cerita, Tini sering dibawa pergi jalan-jalan oleh Tono. 

Dari situlah, Tono kemudian berkunjung ke rumah sederhana Tini, menemui orangtuanya dan menyampaikan maksud hatinya untuk menikahi Tini. 

Tidak banyak cerita, orangtua Tini langsung setuju. Tono pun langsung buru-buru menggelar pesta pernikahan yang lumayan wah, ada organ tunggal dengan menghadirkan artis tarling pantura papan atas. Tentu, semua biaya pernikahan ditanggung oleh Tono, seorang pengusaha meubel asal India.   

Semenjak menjadi nyonya bule, kehidupan Tini berubah drastis. Yang awalnya hanya bisa nyetir sepeda, Tini akhirnya bisa nyetir Avanza. Dibelikan juga sebuah rumah untuk Tini, dan tidak lupa membawa kedua orangtuanya untuk tinggal bersamanya. 

Di dalam rumah itu juga disediakan seorang asisten rumah tangga dan seorang sopir untuk mengantarkan Tini pergi-pergi. Kehidupannya benar-benar berubah 180 derajat.  

Satu kekurangan Tini adalah ia selalu ditinggal oleh suami bulenya, karena terlalu sibuk mengurusi bisnisnya. Berada di Cirebon paling lama hanya seminggu dalam sebulan, selebihnya berada di luar kota, bahkan di luar negeri. Tetapi komunikasi tetap jalan untuk sekadar menanyakan kabar lewat WA. 

Namun Tini rupanya seorang perempuan yang tidak pandai bersyukur. Di tengah kesepiannya karena suami sering pergi, dia mencoba bermain api. Ia menjalin asmara dengan orang dekat, yakni sopir pribadinya yang sering jadi \'selimut\' disaat malam dingin. 

Singkat cerita, setahun menjalin asmara yang terlarang, Tuhan membukakan aibnya. Tini hamil!. Tono yang mengetahui istrinya hamil malah kaget, tidak percaya, karena selama ini ia dinyatakan oleh dokter sebagai pria yang bermasalah dalam pembuahan. Spermanya tidak bisa membuahi alias mandul. 

Tono yang curiga akhirnya mendesak Tini untuk mengaku, dengan berbagai ancaman. Tini yang ketakutan akhrinya mengaku, bahwa sudah menjalani hubungan dengan sopirnya, hingga sering melakukan hubungan suami-istri, saat suami sahnya tidak ada.  

Mendengar pengakuan Tini, Tono langsung murka. Seketika itu juga Tono menceraikan Tini. Tetapi Tono masih berbaik hati. Ia tetap meninggalkan kendaraan dan rumahnya untuk Tini dan keluarganya. 

Celakanya, sopirnya yang menurut pengakuan Tini sudah “membuahi” malah tidak mau bertanggungjawab, karena dia sebetulnya sudah punya anak istri di rumah. 

Perlahan-lahan, harta peninggalan Tono itu habis. Kabar terakhir, rumahnya pun sudah dijual dan ia bersama orangtuanya akhirnya kembali ke gubuk derita. (wan)
  

Sumber: