Yudi: Pemikiran Habib Rizieq Sejalan dengan Golkar

Yudi: Pemikiran Habib Rizieq Sejalan dengan Golkar

KUNINGAN – Ketua DPD Golkar H Yudi Budiana SH, menegaskan Golkar hanya memiliki satu bakal calon bupati yang saat ini sedang bersosialisasi di masyarakat, yakni H Dudy Pamuji SE MSi. Penegasan tersebut disampaikan Yudi saat menyampaikannya kepada koran ini, kemarin (5/4).
\"rapat
Rapat konsolidasi kader Golkar Kuningan. Foto: Mumuh/Rakyat Cirebon
Yudi memaparkan, DPD Golkar Kuningan telah mencoba berkomunikasi dengan seluruh struktural yang ada, baik melalui rapat harian, pleno, maupun melalui pleno yang diperluas dengan PK. Artinya, DPD Golkar memberikan kesempatan kepada seluruh struktur Golkar selaku pekerja partai terkait pencarian kader yang siap maju di Pilkada 2018. 

Namun ternyata dari langkah yang ditempuh tersebut, hanya ada satu kader militan Golkar yang menyatakan siap maju, yakni H Dudy Pamuji SE MSi.

“Saya buka kesempatan, ternyata hanya satu yang siap untuk maju, yaitu Pak Dudy. Dengan demikian, berarti DPD ngapain lagi harus ada penjaringan dan penyaringan kalau kader internal sudah ada yang siap untuk maju. Kader internal dalam arti kata adalah kader yang sudah totalitas bekerja untuk partai. Mana mungkin saya buka lagi untuk orang yang tidak pernah bekerja untuk partai. Ini sudah final, dalam pleno yang diperluas juga, PK sudah menyatakan satu, yaitu Pak Dudy Pamuji,” tegas Yudi.

Dikatakan, kepastian Golkar hanya akan memajukan Dudy sebagai Cabup juga telah disampaikan saat pelantikan PK (Pengurus Kecamatan) Golkar se Kabupaten Kuningan serta pelantikan AMPG (Angkatan Muda Partai Golkar) di Gedung Sanggariang belum lama ini. Secara De Facto Dudy menurutnya sudah menjadi satu-satunya balon bupati dari Golkar dan hal itu pun sudah dikomunikasikan dengan Ketua DPD Golkar Provinsi Jawa Barat H Dedi Mulyadi SH.

“Pak Dudy ini sudah kita komunikasikan dengan DPD Jabar, Pak Dedi juga sudah suka, karena Pak Dedi juga sudah merasakan totalitas Pak Dudy, manakala beliau ke Kuningan itu diback up oleh Pak Dudy. Tidak boleh ada lagi bakal calon yang bersosialisasi mengatasnamakan Golkar selain Pak Dudy. DPD 1 dan DPP, semuanya memprioritaskan untuk kader yang bekerja totalitas untuk partai. Ngapain sekarang orang mengaku-ngaku dari Golkar tapi tidak pernah bekerja untuk partai. Sekarang sosialisasi kemana-mana tanpa ada simbol partai. Soal pilihan saya serahkan kepada masyarakat, walaupun saya hargai polling, silakan-silakan saja,” tegasnya lagi. 

Saat ini, lanjut Yudi, Golkar sudah melakukan kontrak  dengan lembaga survei, yakni LSI yang mulai hari ini akan segera bekerja. Selain itu, Golkar juga sudah berkomunikasi dengan Prof Cecep Sumarna sebagai akademisi di Cirebon melakukan survei dan akan segera ekspose di internal Golkar. Artinya, Golkar dalam memajukan Dudy tidak main-main karena semuanya itu diback up oleh Dudy. 

“Semua ada tahapannya, dalam arti kata walau kita tidak terekspose di luar, tapi mesin partai bekerja. Sekarang sudah ada kewajiban seluruh unsur partai dan sayap Golkar memasang spanduk dan baligo Pak Dudy. Semua pengurus sampai ke tingkat desa harus memasang spanduk Pak Dudy. Ini sekaligus jawaban kami bahwa kami tidak akan ada penjaringan, hanya satu, Pak Dudy Pamuji,” ungkapnya.
    
Menurut Yudi, untuk Pilkada di Kuningan, sekarang hanya partai Golkar yang sudah menetapkan bakal calon, yang selanjutnya tinggal menunggu pengesahan dari DPP. Hany Golkar, kata dia, yang berani dari awal menyatakan kesiapan memajukan salah satu kader terbaiknya. Apapun yang nantinya terjadi, ini menurutnya sebagai proses dan masyarakat harus diberikan pemahaman terkait hal tersebut. 

“Ini harga diri partai Golkar, harus dikedepankan. Survei nomor dua, yang penting kita terus lakukan sosialisasi kepada masyarakat, menang kalah nomor berikutnya,” ucap Yudi. 

Dalam hal lain, Yudi menjelaskan Golkar menyambut baik atas wacana koalisi parpol Islam, karena partai Golkar adalah parpol yang berplat form nasionalis religius, ini harus digaris bawahi. Relijius ia artikan karena Golkar punya organisasi struktural di bawah, yakni Al Hidayah, Satkar Ulama dan Majelis Dakwah Indonesia (MDI). Pengurusnya juga mayoritas Muslim, bahkan tidak ada satu pun pengurus yang non Muslim. 

“Termasuk besok (hari ini, red) kedatangan Imam besar FPI, Dr Alhabib Rizieq Shihab, kita menyambut baik. Pemahaman dan pemikiran Habib Rizieq itu sejalan dengan Golkar. NKRI, Pancasila adalah harga mati. Kita tidak menginginkan faham yang dulu pernah bangkit muncul lagi di Kuningan. Kita tidak ingin komunisme bangkit di Indonesia termasuk di Kuningan. Kita akan ikut dalam acara besok bersama Habib Rizieq,” tandas Yudi. (muh)

Sumber: