Sate Lele, Tidak Sembarang Gunakan Bumbu
Mulai dari pecel lele, siomay lele, lele goreng sampai dengan sate lele juga disediakan untuk memanjakan pecinta olahan lele. Pengelola warung, Sukirno menjelaskan, ide pembuatan warung dengan menu aneka olahan lele berawal dari minimnya pelaku kuliner yang menjadikan lele sebagai menu andalan.
“Terinspirasi maskaan Jogja, karena setahu saya masakan lele itu dari Jogja, karena di Cirebon belum ada jadi kita coba,” ungkap pria yang akrab disapa Nino itu kepada Rakyat Cirebon, kemarin.
Yang menjadi andalan, kata Nino ialah sate lele. Umumnya sate terbuat dari daging ayam atau kambing, karena sate lele terbuat dari daging lele, maka cita rasa lelenya pun masih terasa. Soal rasa, sate lele tidak kalah lezat dengan sate pada umumnya.
“Sate lele hampir sama dengan sate biasanya, hanya ada tambahan rempah aja pada bumbunya. Resep kita jaga,” jelasnya.
Mulanyaa daging lele yang sudah dipisahkan dari durinya kemudian dipotong-potong dan ditusuk menggunakan tusuk sate. Sate tusuk berisi sekitar 4 sampai 5 potong daging lele. Kemudian sate lele siap dibakar.
Bumbu yang digunakan pun bukan bumbu biasa. Ada bumbu rempah pilihan yang menjadi daya tarik sate lele. Sate kodi sate lele dihargai Rp16 ribu saja. Dalam sehari, Nino mampu menjual 200 tusuk sate lele. Buka dari pagi sampai jam 12 malam.
”Selain di sini juga ada di daerah Susukan. Harga sementara per kodi Rp16 ribu, siomay Rp5 ribu, lele goreng Rp10 ribu,” pungkasnya. (wan)
Sumber: