Kabupaten Cirebon Berusia 535 Tahun, Bupati Belum Bisa Santai

Kabupaten Cirebon Berusia 535 Tahun, Bupati Belum Bisa Santai

CIREBON – Kabupaten Cirebon semakin berdaya. Di usia yang sangat matang, 535 tahun, Kabupaten Cirebon menunjukkan grafik yang cukup signifikan. Ini antara lain terlihat dari kondisi masyarakatnya yang terpenuhi kebutuhan dasarnya secara lahir dan batin dalam berbagai aspek. 
\"karikatur
Karikatur bupati Cirebon Sunjaya Purwadisastra. dok. Rakyat Cirebon
Berbagai indikator pencapaian sepanjang 2016  antara lain laju pertumbuhan ekonomi yang mencapai 4,68 persen, laju inflasi 4,15 persen, daya beli masyarakat yang mencapai Rp9,2 juta, ketahanan pangan mencapai 76,40 persen,  jumlah penduduk miskin turun 14,41 persen. 

Bupati Drs H Sunjaya Purwadisastra MM MSi mengatakan, perlahan namun pasti angka grafik tersebut akan menunjukkan perbaikan jelang akhir masa kepemimpinnya pada 2019 mendatang.

“Tahun-tahun lalu bukannya tanpa bergejolak, riak-riak tetap ada. Tapi itu kan proses pembangunan yang perlu terus diselesaikan,” ujar bupati, Jumat (31/3).

Kabupaten Cirebon pun telah menciptakan kondisi masyarakat yang memiliki kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dan menikmati hasil-hasil pembangunan sesuai dengan peran dan fungsinya. 

Bupati mengungkapkan, indikator pencapaian dari kondisi ini bisa dilihat angka harapan hidup warga Kabupaten Cirebon yang mencapai 71,41 tahun, rata-rata lama sekolah mencapai 6,41 tahun, serta angka melek hurup yang mencapai 94,77 persen.

“Artinya, di Kabupaten Cirebon mereka yang belum bisa membaca hanya tinggal sedikit saja,” ungkapnya.

Bupati menambahkan, pihaknya pun telah menaikkan angka kesempatan kerja yang mencapai 90,88 persen. Di masa kepemimpinannya, indeks kepuasan masyarakat mencapai 3,00 point. 

“Kita juga fokus pada program akses penduduk miskin terhadap kebutuhan dasarnya, antara lain untuk menggunakan air bersih, cakupan pelayanan kesehatan, serta akses terhadap listrik,” katanya.

Menurutnya, Kabupaten Cirebon merupakan kabupaten yang memiliki jumlah penduduk terbesar dibandingkan dengan daerah lain di wilayah III Cirebon. Pada 2016, jumlah penduduk Kabupaten Cirebon mencapai 2,142 juta jiwa dengan laju pertumbuhan ekonomi 0,80 persen, meningkat dibandingkan dengan 2015 lalu yaitu 2,126 juta jiwa.

“Pertumbuhan penduduk ini  justru berdampak pada menurunnya tingkat pengangguran terbuka di 2016 yang mencapai 9,12 persen dibandingkan dengan 2015 lalu yaitu 10,49 persen,” ucapnya.

Hanya, menurutnya, saat ini yang masih menjadi ganjalan adalah revisi Peraturan Daerah tentang Ruang Tata Ruang Wilayah. Revisi Perda RTRW ini sebenarnya bisa membawa manfaat yang besar bagi penduduk di Kabupaten Cirebon, antara lain melalui pembangunan zona industri yang dimasukkan ke dalam revisi tersebut membuat daya serap tenaga kerja bisa lebih maksimal lagi.

“Saya hanya berharap DPRD bisa secepatnya mengesahkannya,” ujarnya. Di sisi lain, pendapatan daerah tahun anggaran 2016 lalu, dari target  Rp3,401 triliun belum dapat direalisasikan maksimal 100 persen, karena hanya mampu direalisasikan Rp3,361 triliun saja atau tercapai 98 persen. 

Menurut Sunjaya, pendapatan daerah ini memang belum mampu diserap 100 persen karena berbagai faktor, di antaranya pendapatan asli daerah, dana perimbangan, serta lain-lain pendapatan daerah yang sah yang belum terlampau maksimal.

Sementara itu, di ulang tahunnya yang ke 535 tahun, Kabupaten Cirebon diminta lebih bersolek. Pemerintah Kabupaten Cirebon diharapkan lebih serius lagi dalam membangun daerah. Keresahan di masyarakat harus mampu ditangkap sebagai aspirasi dan masukan bagi Pemkab. Berbagai persoalan di masyarakat pun harus mampu dipecahkan, ini menandakan jika pemerintah memang ada di tengah masyarakat.

Wakil Ketua DPRD Kabupaten Cirebon Hj Yuningsih mengatakan, ulang tahun merupakan moment yang tepat agar seluruh pihak, juga termasuk DPRD, untuk bisa menanamkan nilai-nilai pengabdian kepada masyarakat.

“Kami dari DPRD serta Pemkab Cirebon harus mampu lagi menangkap berbagai persoalan yang meresahkan masyarakat, pada dasarnya kami ada karena memang untuk melayani masyarakat. Maka, di ulang tahun ke 535 tahun ini kami ingin lebih dekat lagi dengan masyarakat sebagai salah satu bentuk pengabdian tersebut,” kata Yuningsih.

Menurutnya, percuma kalau segala kemeriahan di ulang tahun ini ternyata banyak masyarakat yang masih merasakan ada ketimpangan sosial yang diakibatkan oleh pembangunan yang belum merata sepenuhnya.

“Pembangunan pada dasarnya juga merupakan bentuk pengabdian kepada masyarakat, dan ini harus disamaratakan. Wilayah barat, tengah, maupun timur, harus sama rata dibangun,” ujarnya.

Selain itu, seiring dengan majunya pembangunan yang ditandai dengan berbondong-bondongnya para investor, harus disertai dengan berkurangnya tingkat pengangguran bagi warga Kabupaten Cirebon. Berkurangnya tingkat pengangguran menandakan banyaknya tenaga kerja yang terserap, sehingga perekonomian bisa tumbuh secara sehat.

“Revisi Peraturan Daerah tentang Ruang Tata Ruang Wilayah pun dasarnya yang kami lihat adalah bagaimana masyarakat bisa terlindungi dari berbagai dampak yang diakibatkan oleh banyaknya investasi yang masuk. Dampak lingkungan maupun dampak sosial harus diperhatikan secara seksama tanpa mengurangi potensi ekonomi yang lebih bisa menghidupkan masyarakat,” tutur Yuningsih. 

Harus Lebih Dekati Masyarakat dengan Program

Hari jadi Kabupaten Cirebon ke 535 tahun diharapkan menjadi momentum bagi daerah ini untuk meningkatkan indeks pembangunan manusia ke arah yang lebih baik lagi.  Seperti diketahui, di bawah kepemimpinan Bupati Drs H Sunjaya Purwadisastra MM MSi, IPM Kabupaten Cirebon bergerak menunjukkan perbaikan. 

Kinerja Sunjaya telah membuahkan hasil. Di 2016 lalu, IPM Kabupaten Cirebon meningkat dari urutan ke 25 menjadi urutan ke 19 untuk wilayah Provinsi Jawa Barat. 

Di wilayah III pun kinerja Pemerintah Kabupaten Cirebon patut mendapatkan acungan jempol, sebab tingkat IPM  naik dari urutan ke empat menjadi kedua. Naiknya IPM ini mengindikasikan program yang dicanangkan Sunjaya sudah tepat sasaran.

Namun, setelah membaiknya tingkat IPM ini tak lantas membuat Sunjaya bersantai. Sebab, dirinya akan terus menggenjot kenaikan IPM untuk terus membaik lagi. Di antaranya dengan berupaya mendekatkan diri kepada masyarakat melalui beberapa program. 

Beberapa program, di antaranya memberikan bantuan handtractor kepada para petani melalui gabungan kelompok tani, mendukung swasembada beras melalui panen raya di beberapa desa, hingga program pengentasan kemiskinan lainnya.

Sunjaya pun turut ambil bagian dalam pendidikan karakter di tiap sekolah menengah atas, di mana dirinya sering menjadi instruktur upacara yang kemudian memberikan motivasi kepada para siswa. Di 2016, hand tractor sendiri diadakan sebanyak 167 mesin yang diberikan kepada para petani yang tersebar di 40 kecamatan. Menurutnya, dengan adanya hand tractor maka kerja petani akan lebih gampang di sawah.

“Program pengentasan kemiskinan akan terus kita gencarkan di 2017, 2016 kita sudah maksimal melakukannya tapi akan kita tingkatkan kembali di tahun ini. Akses masyarakat kepada bidang pendidikan dan kesehatan tidak boleh terhalang, itu harus diutamakan,” katanya.

Setiap tahunnya, Pemkab terus mengucurkan bantuan pemberian hand tractor ini kepada para petani. Sehingga, seluruh gapoktan di Kabupaten Cirebon bisa merasakannya. Sunjaya mengatakan, hal ini juga turut mendukung Kabupaten Cirebon menjadi lumbung padi di Jawa Barat.

Sementara itu, Pemkab akan mengucurkan bantuan kepada para pendamping PKH, yaitu berupa motor serta laptop. Ini dilakukan untuk menunjang kinerja para pendamping dalam mendampingi warga tidak mampu yang mendapatkan program tersebut. 

Menurut Sunjaya, Pemkab berhasil menurunkan Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) dari 65 ribu jiwa menjadi 53 ribu jiwa di tahun ini. Penurunan RTMS ini salah satunya dilakukan melalui program keluarga harapan. 

Meskipun warga yang termasuk ke dalam RTMS grafiknya naik turun, namun program ini bisa dikatakan merata karena upaya dari pendamping PKH yang massif mendampingi warga penerima program ini.

“Angka kemiskinan di Kabupaten Cirebon berkurang setiap tahun. Ini bisa terlihat dari data yang ada di Dinas Sosial. Artinya, beberapa program pengentasan kemiskinan di Kabupaten Cirebon berhasil, salah satunya PKH,” ujarnya. (yog)


Sumber: