Jumat 24-03-2017,03:59 WIB
ASTANAJAPURA – Ratusan warga Desa Japura Kidul, Japurabakti dan Japura Lor, kembali memprotes keberadaan jalan tol. Warga Kecamatan Astanajapura ini menduduki kantor jalan tol Pejagan-Kanci di Desa Sigong, Kecamatan Lemahabang, Kabupaten Cirebon, Kamis (23/3).
|
Warga Astanajapura protes tol Pejagan. Foto: Kim/Rakyat Cirebon |
Aksi protes yang dilakukan kepada Semesta Marga Raya (SMR) itu juga dilakukan warga dengan melakukan
long march bersama. Koordinator aksi, Mae Azar menyatakan, selama ini, antara warga dan pihak tol belum ada kesepakatan. “Dari dulu semenjak awal demo, sampai sekarang sudah beberapa kali, belum ada kata sepakat,” kata dia.
Dikatakanya, karena merasa kesal, pihaknya bersama dengan ratusan warga dari 3 desa, kembali melakukann aksi dengan mendatangi kantor SMR. “Dan jelang idul fitri nanti, kita akan adakan aksi massa besar-besaran. Kita nanti akan blokir jalan tol saat jalan tol sedang padat arus mudik,” kata dia.
Selama ini, kata dia, banyak dampak yang dihasilkan dengan adanya tol Kanci-Pejagan. Diantaranya, jika hujan, pasti terjadi banjir. “Dengan demikian, karena dipastikan disebabkan karena adanya jalan tol, maka ratusan warga melakukan aksi protes ini,” kata dia.
Persoalan keduanya adalah soal lampu, dimana pihak tol tidak peduli, terbukti penerangan jalan umum sangat tidak representative padahal penting karena sering digunakan masyarakat. “Dan soal dana CSR juga, sampai sekarang, belum pernah memberikan realisasinya,\" kata dia.
Dikatakan, jika semua tuntutan warga tidak segera dipenuhi, kata dia, pihaknya akan terus melakukan aksi. \"Akan terus lakukan sampai tuntutan kami terealisasi. Dampak dari adanya tol itu intinya adanya banjir di sekitar jalan tol. Karena saluran tidak jelas di sekitar tol. Makanya, pihak tol harus segera bangun saluran,\" kata dia.
Menanggapi hal itu, perwakilan pihak tol, yang diketahui bernama Erwan mengemukakan, pihaknya sudah melakukan survei dan menerjunkan eskavator sebagai bentuk realisasi tanggung jawab pihak tol terhadap dampak lingkungan sekitar.
“Sekarang, kita sudah terjunkan alat berat untuk dilakukan pembangunan saluran air seluas 100 meter dulu secara bertahap. Di titik tertentu yang kemingirangannya berpotensi meneybabkan bencana. Dan bulan Maret nanti, akan dilakukan kembali. Kita tetap akan adakan penggalian dan pembangunan,” kata pria yang juga bidang pemeliharaan jalan tol. (kim)