Jumat 17-03-2017,08:00 WIB
APA yang serba indah saat pacaran, belum tentu akan sama ketika sudah resmi naik ke pelaminan. Janji hidup setia, baik susah maupun senang, hanyalah kata-kata mutiara yang cuma bisa dikenang. Baru tiga bulan menjadi pasangan suami istri, Tono harus kehilangan Tini karena alasan tidak cukup materi. Ini kisah kehidupan rumah tangga Tono dan Tini dari Kuningan.
|
Ilustrasi istri minta cerai. image by jawapos.com |
Saat menunggu giliran sidang cerai, sebut saja namanya, Tono (26) warga Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan mengeluarkan keluh kesahnya kepada Rakyat Cirebon, Kamis (16/3). Tono sedih pernikahannya dengan Tini (24) -bukan nama sebenarnya,- hanyalah berumur jagung. Alasannya, karena faktor ekonomi. Di mata Tini, Tono dianggap belum mampu menjadi seorang suami.
Tono bercerita, asal muasal keretakan rumah tangganya karena sang istri menuntut nafkah yang dirasa berat. Apalagi posisi mereka yang masih menjadi pengantin muda, harusnya Tini bisa memaklumi kemampuan Tono. “Kita kan baru menikah masa nuntut nafkah besar. Dia (Tini) meminta dibelikan rumah karena merasa malu sama tetangga, tinggal di rumah orangtuanya,” ujar Tono.
Pada saat itu, Tono baru saja bekerja di salah satu perusahaan perbankan swasta di wilayah Kuningan yang mana bila melihat penghasilannya masih pas-pasan. Hal tersebut yang mengakibatkan sikap Tini tidak lagi semesra saat pacaran dulu.
Perubahan tersebut dirasa mulai bulan kedua masa pernikahan. Setelah meminta sejumlah nafkah yang berat, dan terjadi keributan, pada bulan ketiga Tono dan Tini pisah ranjang. Tini kembali ke rumah orang tuanya yang berada di Ancaran. “ Sempat pisah ranjang juga sebelumnya, hingga pada akhirnya Tini meminta pisah. Tetapi cara yang digunakannya tidak etis, masa meminta cerai via pesan singkat atau SMS,” cetusnya.
Tono tidak menyerah. Ia mencoba terus membujuk Tini untuk mengurungkan niatnya bercerai. Apalagi menginggat usaha pernikahannya yang masih seumur jagung. Tetapi rupanya usaha Tono sia-sia. Tini tetap meminta cerai. Titik.
Hingga akhirnya, Tono mengabulkan permintaan Tini. Tono dan Tini sepakat untuk bercerai dan mendaftarkan sidangnya di Pengadilan Agama Kabupaten Kuningan. Hingga Kamis (16/3), sidangnya masih dalam proses perceraian.
Tono pun pasrah. Cintanya Tini yang seumur jagung akan dijadikan motivasi untuk bekerja lebih baik lagi. Tentu juga untuk berhati-hati dalam mencari istri lagi. “Yang siap hidup dari susah dulu, terus bersama-sama menggapai impian keluarga,” harapnya. (gio)