Kekerasan Verbal Melemahkan Semangat Pelajar

Kekerasan Verbal Melemahkan Semangat Pelajar

MAJALENGKA - Banyaknya pengguna media sosial di kalangan para pelajar yang jumlahnya mencapai 130 juta orang di Indonesia, dinilai sangat memprihatinkan. Hal ini ditegaskan istri Gubernur Jawa Barat, Dr Hj Netty Prasetiyani MSi dalam kunjungannya ke SMKN 1 Majalengka, Kamis (16/3). Menurutnya, media sosial adalah media yang tidak bertanggungjawab. 
Netty Prasetiyani pegang palu. Foto: Hasan/Rakyat Cirebon
Oleh karenanya penyaringnya bisa dialihkan ke proses membaca dengan menggunakan media-media yang bertanggungjawab, salah satunya buku yang tersimpan di  perpustakaan.

\"Saya mengingatkan para pelajar bahwa ponsel cerdas saat ini telah menjajah waktu. Bahkan, kemungkinan mengambil waktu produktif pelajar untuk belajar dengan sesungguhnya. Oleh karenanya, pelajar harus bijak mengikuti perkembangan informasi,\" ujar Netty, seusai memberikan arahan di hadapan para pelajar SMKN 1 Majalengka, Kamis (16/3).

Pihaknya saat ini konsen dan ingin menularkan semangat membaca buku. Semangat litterasi di Jawa Barat harus terus digalakkan. Selain itu para pelajar dituntut untuk selalu mawas diri melalui latihan membaca situasi dan kondisi.

\"Pokoknya para pelajar harus bisa lebih rajin untuk membaca buku. Selain itu harus pandai juga untuk membaca situasi, baca setiap persoalan. Saya mengalami bahwa buku yang dibaca kita hari ini akan menentukan masa depan kita selanjutnya. Dari membaca buku itu pula, akan menambah wawasan,\" ujarnya.

Netty mengingatkan, para pelajar jangan hanya membaca pesan singkat di media sosial. Masyarakat Indonesia harus berubah dan tidak perlu merasa berbangga diri dengan kebodohan saat ini.

\"Dengan membiasakan diri membaca buku. Kita menyiapkan diri menjadi SDM yang unggul di masa depan. Aktifitas membaca tidak bisa langsung terlihat saat ini, tetapi akan mengendap dulu. Lantas kemudian akan muncul di tahun-tahun berikutnya. Dengan membaca buku akan lebih banyak kosakata yang masuk yang akan menjadikan diri kita lebih berwawasan,\" tegasnya.

Selain itu, pihaknya juga menamakan SMKN 1 Majalengka sebagai sekolah ramah anak bebas kekerasan. Sekolah tersebut diminta untuk menghilangkan kekerasan fisik dan kekerasan kata.

\"Kekerasan fisik yakni menendang, menjambak dan lain sebagainya itu semua harus dihindari. Kekerasan kata-kata (verbal) seperti mengatakan bodoh mengatakan idiot, itu semua bisa melemahkan semangat, juga harus dijauhi dan ditinggalkan,\" tegasnya.

Selain itu, Netty juga berharap sesuai dengan rencana Pemprov Jabar, seluruh sekolah di Jabar bisa menyelenggarakan Ujian Nasional (UN) berbasis komputer (UNBK) pada 2018. 

Menurutnya, Pemprov Jabar menargetkan semua sekolah di Jawa Barat dapat melaksanakan ujian nasional berbasis komputer (UNBK) pada 2018 mendatang. Selain menghemat biaya, pelaksanaan UNBK pun dinilai dapat menekan kecurangan dalam pelaksanaan UN.

Selain itu, lanjut dia, UNBK itu tahapan pelaksanaannya dilakukan sebelum proses alih kelola dari dinas Pendidikan Kabupaten/Kotamadya ke Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.

Berdasarkan informasi yang diperoleh, kata dia, tidak semua sekolah di Jabar memiliki kesiapan untuk melaksanakan UNBK secara mandiri. Sebagiannya masih menumpang ke sekolah lain, karena beberapa faktor. Salah satunya lab komputer.

\"Insya Allah pada prinsipnya sekolah sudah siap baik yang melaksanakan secara mandiri maupun yang menumpang di Sekolah lain,\" ujar Netty ketika dikonfirmasi, Kamis (16/3).

Dia menyebutkan, jumlah sekolah yang melaksanakan UNBK pada tahun ini sudah meningkat dibanding 2016, yakni ada 402 sekolah. Sementara jumlah sekolah tingkat SMA/SMK sebanyak 6.019 sekolah. \"Tahun depan diharapkan bisa meningkat lagi sekolah yang menyelenggarakan UNBK,\" katanya.

Ia menegaskan, supaya bisa melaksanakan UNBK, sekolah harus memiliki komputer sebanyak siswa kelas XII yang akan mengikuti ujian. Atau minimal setengah dari jumlah siswa supaya kalau dilaksanakan dengan sistem shift hanya 2 shift saja.

Sementara itu, salah seorang Guru SMK di Majalengka, Rosmedi SPdI mengapresiasi, rencana pemerintah provinsi menerapkan UNBK di seluruh sekolah di Jawa Barat.

Dia berharap dengan pelaksanaan UNBK, anggaran UN akan terpangkas. Karena tidak ada lagi biaya cetak soal, pengamanan soal distribusi dan lainnya. \"UNBK juga membuat siswa di era digital termanjakan. Karena lebih mudah,\" ujarnya. (hrd/hsn)

Sumber: