Dubes China Bakal Tawarkan Potensi Cirebon ke Investor Tiongkok

Dubes China Bakal Tawarkan Potensi Cirebon ke Investor Tiongkok

KEJAKSAN – Laju pertumbuhan Kota Cirebon semakin menjadi magnet bagi banyak pihak. Peluang berinvestasi di kota dengan luas yang hanya sekitar 38 km2 ini dinilai tinggi. Setelah pada bulan lalu kedatangan Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia, Cho Tai-Young, Rabu (15/3) kemarin, Walikota Cirebon, Drs Nasrudin Azis SH kedatangan Duta Besar Republik Rakyat Tiongkok atau Cina untuk Indonesia, Xie Feng.
\"dubes
Dubes China bertemu Walikota Cirebon. Foto: Fajri/Rakyat Cirebon
Rombongan Dubes Xie Feng berbincang langsung dengan Walikota Azis, di ruang kerja walikota di Balaikota Cirebon. Beberapa hal dibicarakan dalam pertemuan itu. Diantaranya, mengenai ikatan emosional Tiongkok dengan Cirebon pada sejarah masa lampau saat Laksamana Cheng Ho singgah di Cirebon.
Usai perbincangan tersebut, kepada sejumlah wartawan, Azis menuturkan, Dubes Tiongkok sangat tertarik dengan pariwisata di Kota Cirebon. Karena wisata sejarah maupun budayanya sangat erat dengan Cina.

“Inilah yang membuat Dubes Tiongkok ingin menjalin hubungan kerjasama, semacam sister city antara salahsatu kota di sana dengan Kota Cirebon. Ini nantinya sebagai jembatan untuk menanamkan modal di sini,” ungkap Azis.

Namun demikian, kata Azis, Dubes Tiongkok lebih menekankan promosi wisata Cirebon. Sejalan dengan itu, Xie Feng juga akan mengajak Azis untuk berkunjung ke Tiongkok. “Kalau Dubes Tiongkok akan mempromosikan Cirebon di Tiongkok agar banyak wisatawan berkunjung ke Cirebon. Bahkan, Dubes Tiongkok mengundang (saya) ke sana,” katanya.

Ditambahkan Azis, Kota Cirebon sebagai salah satu tujuan wisata sejauh ini belum memiliki moda transportasi masal yang memadai. Sehingga, tak menutup kemungkinan untuk menerima investor di bidang itu, sebagaimana pernah dibahas bersama Dubes Korea Selatan.

“Kota Cirebon membutuhkan investasi yang besar, terutama di bidang transportasi. Karena ancaman kemacetan itu nyata. Karena kalau mengandalkan APBD maupun APBN akan cukup lama prosesnya,” kata dia.

Bersamaan dengan itu, Azis juga menyatakan, melalui beberapa program strategis Pemerintah Kota Cirebon akan berupaya menghadirkan infrastruktur yang memadai untuk meningkatkan iklim investasi.

“Orientasi kami untuk pengembangan kota yang mengandalkan perdagangan dan jasa, infrastruktur akan menjadi andalan. Perbaikan di seluruh kota akan menjadi prioritas, untuk menarik wisatawan atau investor datang ke Kota Cirebon,” katanya.

Sementara itu, Xie Feng, dalam wawancara singkatnya bersama sejumlah media massa seusai pertemuan, tak menampik adanya keserupaan antara Tiongkok dan Cirebon. Dia mencontohkan kedatangan Laksamana Cheng Ho sebagai salah satu bukti kedekatan sejarah antar kedua pihak.

Xie Feng mengaku kagum dan senang bisa berkunjung ke Kota Cirebon. Ia menilai, potensi wisata di kota ini tergolong besar untuk dioptimalkan. Dia pun berjanji akan mempromosikan Cirebon kepada investor-investor Tiongkok. \"Kami akan promosikan wisata dan potensi lainnya di Cirebon kepada investor-investor dari sana (Tiongkok, red),” katanya.

Untuk diketahui, Duta Besar Korea Selatan (Dubes Korsel) untuk Republik Indonesia, Cho Tai-Young berkunjung ke balaikota untuk bertemu Walikota Azis pada 13 Februari lalu. Dalam kesempatan itu, Pemkot Cirebon menawarkan peluang kerjasama untuk penyediaan transportasi masal, semisal bus way atau bahkan kereta kepada Pemerintah Korsel, melalui Cho Tai-Young. 

Sebelumnya, Xie Feng menghadiri Stadium General yang digelar oleh UNU. Dalam sambutannya, Xie Feng mengatakan, di tahun ini pemerintah Republik Rakyat Tiongkok menyediakan 200 beasiswa untuk mahasiswa Indonesia yang ingin melanjutkan studinya ke Tiongkok. 

Dari 200 beasiswa yang disediakan oleh pemerintah Tiongkok itu, 10 beasiswa dikhususkan untuk warga NU. “Saat ini sebanyak 14.000 mahasiswa asal Indonesia berkualiah di Tiongkok,” ucapnya. 
Selain memberikan beasiswa khusus untuk warga NU, Xie Feng juga memberikan 500 kursi belajar kepada UNU Cirebon. Hal itu dimaksudkan sebagai dukungannya terhadap peningkatan fasilitas belajar di UNU. 

\"Saya berharap para mahasiswa berperan aktif mendaftarkan diri dan mengajukan aplikasi. Dalam beberapa tahun terakhir, kerjasama antara Indonesia dan Tiongkok dalam bidang pendidikan mengalami peningkatan. Beasiswa yang disediakan pemerintah Tiongkok merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan kerjasama yang sudah terjalin,\" ucapnya. 

Dikatakannya, mahasiswa UNU akan menjadi generasi penerus yang bisa melanjutkan estafet perjuangan dalam melestarikan dan meningkatkan hubungan harmonis antara Tiongkok dengan Indonesia. 

Seperti halnya yang diperjuangkan oleh Laksamana Cheng Ho dan Sunan Gunung Jati. “Saya berharap, mahasiswa menjadi penerus dalam mewujudkan cita-cita yang diharapkan Indonesia, saat usia kemerdekaan Indonesia mencapai 100 tahun,” jelasnya. 

Xie Feng Berasa Pulang Kampung. Selama berkunjung di Cirebon, Xie Feng merasa terharu. Baginya, Cirebon memiliki sejarah besar terjalinnya hubungan antara Tiongkok dengan Indonesia. Menurutnya, masyarakat Cirebon merupakan masyarakat yang berbudaya, menjujung tinggi keramah-tamahan, serta memiliki keunggulan ilmiah. 

\"Walau saya baru berada di Cirebon selama setengah hari, Cirebon sudah memberikan kesan yang sangat impresif,\" kata Xie Feng. Xie Feng mengatakan, hubungan sejarah antara Tiongkok dengan Indonesia di Cirebon tak hanya soal budaya, melainkan dalam dunia industri juga. Baginya, Cirebon sudah cukup mewakili dan menjadi saksi persahabatan Tiongkok dengan Indonesia.

\"Kota ini memiliki makna yang sangat spesial dan mengharumkan dalam pandangan rakyat Tiongkok. Lebih dari 600 tahun lalu, Laksamana Cheng Ho asal Tiongkok berkunjung ke Cirebon dengan membawa porselin, teh, sutra, perdamaian dan persahabatan,\" katanya.

Lagi, ia mengatakan, kedatangan Laksamana Cheng Ho merupakan gerbang awal pertukaran budaya dan agama antara Tiongkok dan Indonesia. Sejumlah anak buah Cheng Ho menetap di Cirebon dan menyebarkan agama Islam. 

\"Hingga saat ini, mereka telah menjadi bagian dari keluarga besar Cirebon. Tak hanya itu, pendiri Kesultanan Cirebon, Sunan Gunung Jati pun menikahi Putri Kaisar Dinasti Ming, Ong Tien. Kisah mereka menjadi legenda bagi kami dan masyarakat Cirebon,\" tandasnya. 

Sementara itu, Rektor UNU Cirebon, KH Said Aqil Sirodj menyampaikan, saat ini Republik Rakyat Tiongkok merupakan negara besar. Kerjasama dengan Tiongkok merupakan salah satu langkah dalam meningktakan perekonomian. 

“Sangat disayangkan jika tidak terjalin kerjasama dengan negara yang berjuluk negeri tirai bambu itu. Tiongkok ini penduduknya banyak mencapai satu setengah miliar lebih. Tentu negara yang sangat kuat dan sekarang menunjukan kemajuannya,\" kata Rektor UNU yang juga menjabat sebagai Ketua PBNU itu. (jri/man)

Sumber: