Miris, Produksi Garam Petani Dihargai Rp180

Miris, Produksi Garam Petani Dihargai Rp180

PANGENAN - Musim penghujan seharusnya petani garam mulai menikmati hasil, namun saat ini malah sebaliknya. Pasalnya, harga garam masih anjlok hingga di bawah harga standar. Petani asal Blok Kalibangka, Desa Rawaurip, Sulaiman mengatakan, anjloknya harga garam membuat frustasi. 
\"harga
Harga garam anjlok petani merugi. Foto: Kim/Rakyat Cirebon
\"Sekarang masih harganya Rp180 perak mas, jelas itu bikin kita rugi. Biaya produksinya saja berapa, belum mengurusnya, tapi harganya malah merosot jauh di atas standar,\" ungkap Sulaiman.

Dikatakan Sulaiman, anjloknya harga garam tersebut, kemungkinan besar diakibatkan karena musim kemarau yang cukup panjang pada tahun ini. \"Jadi sekarang banyak petani garam yang memiliki banyak stok garam, akhirnya jadi harganya merosot,\" ujarnya. 

Sementara itu, petambak garam, Wawan, mengungkapkan, dirinya juga mengaku perihatin dengan masih tidak stabilnya harga garam. \"Masa harganya Rp180 perak perkilogramnya, padahal tahun lalu, musim hujan harga garam Rp400 tapi sekarang malah parah begini,\" katanya.

Dirinya dan petambak garam lain mengharapkan adanya perhatian khusus dari pemerintah agar bisa memprotek para petambak garam, khususnya yang ada di wilayah Pangenan. \"Semoga saja Pemerintah Kabupaten Cirebon bisa peduli kepada kami. Kalau begini terus, kami yang hanya mengandalkan garam, mau kasih makan apa pada anak-anak saya,\" pungkasnya. (kim)

Sumber: