NU Harus Siap Siaga Hadapi Tantangan Zaman

NU Harus Siap Siaga Hadapi Tantangan Zaman

CIREBON – Diusianya yang ke-91 tahun, organisasi kemasyarakatan Islam terbesar Nahdlatul Ulama (NU) harus siap siaga menghadapi segala persoalan yang bisa merusak persatuan dan kesatuan bangsa.
\"Harlah
Peringati Harlah NU di Plumbon. Foto: Ari/Rakyat Cirebon

Kompleksnya persoalan keberagamaan dan kebangsaan saat ini menghendaki NU menyiapkan energi lebih besar ketimbang perayaan seremoni, terutama untuk menjaga kebhinekaan dan membendung paham radikalisme.

\"Kami warga NU memperingati harlah ke-91 dalam suasana kesiapsiagaan dari potensi perpecahan antar elemen bangsa,\" kata KH Azis Hakim Syaerozi dalam acara Marhabanan Harlah NU di majelis kediaman Ketua MWC NU Kecamatan Plumbon, H Bisri belum lama ini.

Kang Azis, sapaan akrab KH Azis Hakim Syaerozi berpendapat, harlah tahun ini menjadi momentum bagi NU untuk memperkokoh komitmen kebangsaan. Sikap dan gerakannya diandalkan oleh negara untuk menjaga kesatuan dan merekatkan kerenggangan antar elemen.

\"Tantangan bangsa adalah tantangan NU. Hari ini kita berhadapan dengan masalah SARA, radikalisme beragama, kebebasan informasi produk teknologi, ekonomi, stabilitas politik, dan lainnya,\" tambah pengasuh Pondok Pesantren Assalafie Babakan, Ciwaringin itu.

Pria yang pernah kuliah di Universitas Jordania itu mengatakan, dalam menghadapi tantangan eksternal tersebut, yang dibutuhkan adalah kekuatan jamiyah NU dan jamaah nahdliyin.

Kuat atau tidaknya menghadapi tantangan, akan bergantung pada seberapa kuat internal NU baik secara ideologi, komitmen kebangsaan dan kerakyatan, ekonomi, tradisi, dan gerakan dakwahnya.

Karena itu, kiai muda yang didorong oleh para ulama untuk memimpin NU Kabupaten Cirebon itu berkeyakinan, penguatan internal dalam berbagai aspek di atas adalah kunci utama. Itu yang harus menjadi komitmen dan orientasi kerja dari NU secara organisasi, baik nasional maupun daerah.

\"Ideologisasi dan kaderisasi Aswaja vital, membangun ekonomi nahdliyin sangat penting, memperkuat akat tradisi ala NU tak bisa ditawar, intensivitas dakwah ramah harga mati. Tanpa itu NU akan lemaj. Kalau NU lemah kekuatan penyangga bangsa ini akan lemah,\" ujar kiai yang punya sejumlah kegiatan bisnis itu.

Hadir dalam kegiata  tersebut Ketua Rabitha Ma\'ahid Islamiyah (RMI) Kabupaten Cirebon KH Badrudin Hambali, Anggota Fraksi PKB DPRD Kabupaten Cirebon KH Muntakhobul Fuad.

Tampak pula Kepala Kementerian Agama Kabupaten Cirebon Drs H Imron Rosyadi MAg dan masyatakat setempat. (ari)

Sumber: