BPBD Terjunkan Tim Investigasi Banjir

BPBD Terjunkan Tim Investigasi Banjir

Diduga Akibat Kerusakan Hulu Sungai Cijangkelok

KUNINGAN - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kuningan Agus Mauludin, sudah menerjunkan tim untuk menginvestigasi untuk mengetahui penyebab terjadinya banjir bandang di Kecamatan Cibingbin. Banjir merendam tujuh Desa ini diduga akibat kerusakan di hulu Sungai Cijangkelok.
\"BPBD
Banjir rendam Cibingbin. dok. Rakyat Cirebon

\"BPBD sudah membentuk tim yang berjumlah 23 orang, untuk investigasi penyebab banjir bandang ini,\" ujar Agus ketika ditemui di kantor Bupati Kuningan, kemarin.

Agus menyebut, investigasi dilakukan untuk mengetahui lebih dalam penyebab banjir bandang yakni apakah karena faktor alam atau karena perbuatan manusia.

Jika ditemukan adanya kerusakan di hulu Sungai Cijangelok akibat ulah manusia maka aturan hukum harus berbicara dan pihaknya akan memberikan laporan kepada Bupati. \"Tim sedang melakukan investigasi, hasilnya akan kami laporkan kepada pimpinan kami,” tuturnya.

Berdasarkan informasi di lapangan, banjir bandang yang menimpa tujuh desa di Kecamatan Cibingbin, Kabupaten Kuningan, beberapa pekan kemarin, diperkirakan beberapa kalangan akibat sampah yang menyumbat aliran Sungai Cijangkelok. Namun setelah ditelusuri adanya longsoran di hulu sungai Cijangkelok.

Longsoran itu juga diprediksi terjadi di sebelah timur gunung Bongkok, yang terletak di perbatasan Kuningan, Jawa Barat dengan wilayah Brebes, Jawa Tengah yang di atasnya terdapat Desa Capar Kecamatan Salem.

“Ada informasi terjadi longsor di hulu sungai, info tersebut harus dibuktikan dengan mendatangi hulu sungai,” kata Agus.

Terlepas dari kemungkinan penyebab banjir bandang yang terjadi di Kecamatan Cibingbin, lanjut Agus, yang terpenting saat ini hingga kedepan adalah pencegahan sejak dini, penanganan saat bencana dan pemulihan pasca bencana.

“Apalagi dengan kondisi geografis Kabupaten Kuningan yang memang masih banyak wilayah rawan bencana,” ungkapnya.

Pentingnya tindakan pencegahan ini, kata dia, sebagai solusi terhadap penanggulangan bencana banjir dan tanah longsor. Dan pencegahan tersebut harus lebih terencana dan sistematis, seperti membangun sistem deteksi dini, kesiapan dan kesiapsiagaan personal dan peralatan.

“Jika memang penyebabnya adalah dua hal tersebut, saya berharap masyarakat bisa mengantisipasinya sejak dini dan selalu waspada akan datangnya bahaya, baik longsor maupun banjir yang setiap saat bisa terjadi, karena cuaca tidak menentu, serta tingginya intensitas curah hujan yang terjadi saat ini,” kata dia.

Disamping itu, Agus memandang pentingnya koordinasi bencana, baik pihak BPBD, BNPB dan Pemda juga harus lebih sinergis menanggulangi bencana.

Serta mempersiapkan Posko siaga darurat bencana banjir, atau longsor, sekaligus selalu memberikan sosialisasi, dan edukasi kepada masyarakat.

“BPBD dan BMKG saat ini terus berkoordinasi melakukan pemeriksaan infrastruktur secara berkala dan update data harian terkait dengan kondisi cuaca yang berpotensi bencana, serta telah memasang sistem deteksi dini bencana, sehingga masyarakat diharapkan selalu waspada akan datangnya bahaya bencana,” pungkasnya. (ale)

Sumber: