Sungai di Sembilan Desa Alami Pendangkalan
GUNUNGJATI - Sungai yang melewati sembilan desa, di tiga kecamatan mengalami pendangkalan akibat lumpur dan sampah, para kuwu meminta agar segera dilakukan normalisasi agar hindari musibah banjir yang kerap terjadi.
Pada musim penghujan saat ini, resiko bencana banjir memang sangat besar terjadi, apalagi ketika saluran air yang menampung air hujan kondisinya memprihatinkan.
Pantauan Rakcer, sungai yang berada di Kecamatan Gunungjati, Kabupaten Cirebon tepatnya di samping jalan utama penghubung Kecamatan Gunungjati dengan Kecamatan Plered, kondisi sungainya mengalami pendangkalan karena banyaknya lumpur dan sampah.
“Kondisi sungai yang tepat berada di depan balai desa sambeng, sudah mengalami pendangkalan, bahkan posisi jalan lebih rendah dari pada posisi sungai. Sehingga ketika turun hujan, pasti banjir. Bahkan untuk rumah yang tidak jauh dari tepi sungai airnya masuk ke dalam,” jelas kuwu Sambeng Wara saat ditemui di kantor balai desanya, Rabu (1/2).
Wara juga mengatakan, kondisi suangai yang sudah dangkal itu, sangat merugikan bagi masyarakatnya. Karena selian sering terjadinya banjir, dengan kondisi sungai yang dangkal tidak bisa menampung air untuk digunakan para petani saat musim kemarau bagi sawahnya.
“Sungai yang sudah dangkal seperti ini banyak sekali dampak negatifnya bagi masyarakat di sekitar sungai, seperti banjir saat musim hujan, kekeringan saat musim kemarau,” tegas Wara.
Wara berharap, pemerintah daerah, yang dalam hal ini dinas pengolahan sumber daya air (PSDA) Kabupaten Cirebon segera melakukan tindakan untuk bisa menyelesaikan permasalahan pendangkalan sungai yang terjadi di beberapa desa.
“Sungai yang di depan ini, melaui beberapa desa, seperti desa Mayung, Buyut, Sirnabaya untuk Kecamatan Gunung Jati, Muara Untuk kecamatan suranenggala dan beberapa desa lainya, dan semua kondisinya sama,” tandasnya.
Selian itu, hal yang sama juga dirasakan oleh Pemerintah Desa Buyut, yang merasakan dampak dari pendangkalan sungai tersebut.
Kuwu Buyut Mastoyo saat diwawancarai wartawan Koran ini juga berharap, agar sungai yang berada di depan balai desanya segera dilakukan perbaikan.
Karena kondisi sungai yang dangkal dan dipenuhi banyak rumpur serta sampah menimbulkan banyak permasalhan yang dialami masyarakatnya.
“Selain masalah banjir, dengan kondisi sungai yang seperti itu, sangat rawan sekali terjadinya penyakit demam berdarah (DB) yang dialami masyarakat, karena sungai yang dangkal dan banyak sambah menjadi tempat sarang nyamuk,” kata Mastoyo.
Oleh karenanya, Mastoyo berharap agar pemerintah dan dinas terkait segera melakukan tindakan atau langkah untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, sebelum timbul banyak korban akibat dangkalnya sungai yang tertimbun sampah dan lumpur. (dym/mgg)
Sumber: