Acep-Rana Bersatu, PDIP Tetap Berkuasa

Acep-Rana Bersatu, PDIP Tetap Berkuasa

KUNINGAN – Sudah beberapa periode ini pemimpin daerah di Kabupaten Kuningan dikuasai PDIP. Jika partai berlambang banteng moncong putih ini ingin tetap bertahan dengan menguasai pucuk pimpinan.
\"bupati
Bupati Kuningan Acep Purnama. dok Rakyat Cirebon

Dalam hal ini bupati dan wakil bupati, PDIP di pemilihan kepala daerah  (Pilkada) 2018 mendatang harus menyatukan dua tokohnya yang saat ini terkesan sudah tidak sejalan, yakni H Acep Purnama SH MH dan Rana Suparman SSos.

“Saya memperhatikan pemberitaan di koran belakangan ini temanya tentang Pilkada 2018. Kalau boleh saya berpendapat, kekuatan PDIP di Kuningan sampai sekarang masih nomor satu dibanding partai-partai lainnya. Nah, kalau memang PDIP ingin tetap kuat dan menguasai pemerintahan, Pak Acep dan Pak Rana harus tetap solid dan jangan sampai memperlihatkan kepada publik kalau mereka berdua ada ketidaksepahaman. Saya melihat PDIP di Kuningan tetap kuat kalau Pak Acep dan Pak Rana bersatu,” ungkap Pemerhati Politik Kuningan, Ajat Sudrajat saat menyampaikan pendapatnya kepada koran ini, kemarin (11/1).

Dikatakan Ajat, secara pribadi ia tidak tahu percis apakah saat ini hubungan Bupati H Acep Purnama SH MH dengan Ketua DPRD Rana Suparman SSos tetap harmonis atau sebaliknya.

Baginya, terlepas ada persoalan atau tidak, Acep dan Rana diyakini akan bisa menjadikan PDIP di berbagai event politik tetap menjadi pemenang, baik di Pilkada 2018 maupun di Pileg 2019.

Hanya saja dalam memperhatikan berbagai momentum dari pemberitaan di media, menurutnya, Acep dan Rana sepertinya sedikit kurang harmonis.

“Belakangan ini, saya sering baca berita di koran kalau Pak Acep dan Pak Rana kayaknya ada sedikit ketidakharmonisan. Tapi mudah-mudahan saja suuzan (buruk sangka, red) saya ini tidak benar. Saya hanya ingin menyampaikan berdasarkan pendapat saya bahwa PDIP itu sekarang tokohnya ada di Pak Acep dan Pak Rana. Di pundak beliau-beliau inilah nanti maju mundurnya PDIP. Ini kalau berbicara menjelang Pilkada 2018 dan Pileg 2019,” katanya.

Khusus untuk Pilkada 2018, pemuda Kuningan yang kini sedang menempuh kuliah di salahsatu perguruan tinggi ternama di Cirebon tersebut menyebutkan Acep dan Rana harus dipaketkan sebagai Calon Bupati dan Cawabup.

Jika itu bisa dilakukan, dirinya kembali sangat yakin kekuatan PDIP akan benar-benar terwujud dan tidak bisa dikalahkan parpol lain.

“Konkret saja, kalau kata saya sih untuk Pilkada 2018, PDIP harus mengusung Pak Acep berpasangan dengan Pak Rana. Saya yakin DPP juga akan mempertimbangkan itu karena jelas akan dihitung,” katanya.

Selama ini, lanjutnya, PDIP paling jago menghitung kekuatan sehingga selalu sukses dalam pengusungan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah.

“Mulai dari Pak Aang berhasil menjadi bupati dua periode berturut-turut, lalu almarhumah Ibu Utje yang berpasangan dengan Pak Acep dan sekarang Pak Acep dengan Pak Dede Sembada. Belum lagi di Legislatif, PDIP juga yang memimpin, yaitu Pak Rana,” sebutnya.

Kekuatan kedua tokoh PDIP tersebut, menurutnya, patut untuk diperhitungkan.

Sebab, jika saja Acep dan Rana pecah kongsi, bukan tidak mungkin hal itu akan dimanfaatkan oleh partai lain untuk merebut kekuasaan di Kabupaten Kuningan.

Harus diakui, kata dia, loyalis Acep sampai saat ini masih setia dan berada di tataran bawah.

Harus diakui pula, kekuatan struktural PDIP ada di tangan Rana yang elektabilitasnya saat ini mulai naik.

“Harus diakui kalau loyalis Pak Acep itu sangat kuat dan berada di tataran bawah. Nah, kalau Pak Rana di kekuatan struktural juga sangat kuat, elektabilitasnya juga sudah mulai tinggi. Kekuatan dua tokoh ini kalau disatukan, yakin PDIP akan semakin melambung dan posisi bupati-wabup bisa dipertahankan,” ucapnya. (muh)

Sumber: