Prediksi Hanya Dua Pasang Calon Tidak Rasional
INDRAMAYU – Mulai menggeliatnya partai politik melakukan manuver dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Barat (Jabar), diprediksi akan mendorong pertarungan lebih dari dua pasang calon.
Hal itu diakui Ketua DPD Partai Nasdem H Eryani Sulam, menurutnya saat ini masing-masing partai masih memainkan iramanya secara tersendiri, dan belum sampai berbicara mengenai koalisi, sehingga pertarungan di Pilgub Jabar kedepan diprediksi akan banyak pasangan calon.
“Terlebih melihat potensi yang ada di Jabar, tidak menutup kemungkinan lebih dari dua pasanga calon,” ucapnya.
Oleh karena itu ditegaskan Eryani, bagi kader Partai Nasdem, momentum Pemilu merupakan bagian dari strategi partai dalam memenangkan pemilhan 5 tahunan tersebut.
“Sehingga kami selaku pengurus DPD Partai Nasdem ditingkatan lokal daerah, akan mengamankan apapun rekomendasi yang dikeluarkan oleh DPW dan DPP. Pilgub Jabar adalah kewenangan DPW, kita orang lokal akan mengamankan apapun rekomendasinya,” bebernya.
DPD Partai Nasdem memandang konstelasi atas segala prediksi itu hal yang biasa, semuanya menurut Anggota DPRD Provinsi Jabar itu dikembalikan kepada kepentingan masing-masing partai.
Eryani juga menuturkan, manuver ataupun pemikiran partai akan dikembalikan kepada pusat partainya masing-masing, hal itu mengingat rekomendasi yang harus dipatuhi serta dilaksanakan.
Termasuk mengenai adanya gagasan penggabungan KIH di Jabar atau apapun itu namanya, pada Pilgub Jabar mendatang pihaknya memandang bahwa bangunan koalisi tersebut adalah masa yang telah berlalu.
“Pilkada Jakarta saja, PKB ada diseberang sana, tidak ikut KIH,” bebernya.
Lanjut Eryani, meskipun koalisi tersebut dicanangkan dalam rangka terjadinya kesinambungkan antara pemerintah daerah dan pusat.
Namun, faktanya Pilkada Jakarta tidak berbanding lurus dengan koalisi secara nasional.
“Sah-sah saja, semua bermanuver, semua punya pemikiran, toh pada akhirnya kembali pada strategi dan kepentingan partainya masing-masing,” tutur Anggota Komisi III DPRD Provinsi Jabar tersebut.
Sebelumnya, politisi DPP PDI Perjuangan, Ono Surono menegaskan sah-sah saja jika ada partai politik yang siap menggalang koalisi besar-besaran dalam mengahadapi Pilgub Jabar 2018.
Bagi Anggota DPR RI Dapil Jabar VIII itu, Jika PKB ingin tercapainya kekuatan KIH bersatu, salah satu hal yang harus dilakukanya adalah dibangunya komunikasi dengan partainya.
“PDI-Perjuangan sebagai partai pemenang Pemilu di Jabar, harus menyipakan kadernya untuk duduk diposisi Gubernur, bukan di Wakil,” bebernya.
Menurutnya, Pilgub Jabar 2018 nanti akan diikuti oleh lebih dari dua pasang calon, pihaknya beralasan bahwa tidak bisa maju kembalinya incumbent membuat PKS mengusung figur lain.
Seperti Netty Heryawan atau Dedi Mizwar, sehingga akan memilih tokoh lain sebagai pasanganya, Golkar akan memunculkan Dedi Mulyadi yang kemungkinan menigincar posisi nomor satu juga, Dedi yusuf nampaknya juga masih mempunyai hasrat untuk maju kembali melalui Demokrat. (yan/mgg)
Sumber: