Pedagang Daging Sapi Terancam Bangkrut

Pedagang Daging Sapi Terancam Bangkrut

Harganya Makin Mahal, Pembeli Pilih Ikan

MAJALENGKA -  Masih mahalnya harga daging sapi di sejumlah pasar tradisional membuat warga atau konsumen lebih memilih mengurangi konsumsi daging dan beralih mengkonsumsi ikan dan daging ayam.
\"pedagang
Pedagang ikan diserbu pembeli. Foto: Hasan/Rakyat Majalengka

Menurut salah seorang pembeli di pasar Jatitujuh, Pratiwi (29) mengatakan, biasanya harga mahal hanya saat Ramadan. Namun, sampai sekarang meskipun Ramadan dan Idul Fitri telah berlalu tetapi harganya masih melambung tinggi.

Mahalnya harga daging sapi, kata dia, membuat daya beli konsumen menurun dan menyiasatinya dengan menu daging ayam ataupun ikan.

“Sekarang ini harga daging sapi per kilogramnya masih mencapai Rp115 ribu, dan harga ini sudah tiga bulan bertahan sampai sekarang. Tingginya harga daging sapi tentunya berdampak kepada penjualan yang semakin sedikit,” ujarnya, Senin (5/9).

Sementara itu, salah seorang pedagang, Toyib (45) menduga, kenaikan daging sapi dipicu kebijakan pemerintah khususnya Pemerintahan Joko Widodo.

“Kalau sebelum presiden Jokowi harga daging relatif stabil. Waktu pak SBY harga daging masih Rp85 ribu per kilogramnya. Kalau dengan harga sekarang setiap harinya kami hanya mampu menjual Rp15 kilogram,” ungkapnya.

Ia mengatakan, selama 30 tahun berjualan daging sapi di pasar Jatitujuh, sekarang inilah yang paling sulit, dan jika terus begini maka ia terancam gulung tikar.

”Kalau sebelum era Jokowi, setiap harinya kami mampu menjual sampai 80 kilogram. Bahkan, tidak tertampung sangking tingginya minat masyarakat untuk mengkonsumsi daging,” ujarnya.

Ditambahkannya, bahwa harga sebesar Rp115 ribu merata di seluruh pasar yang ada di Majalengka. “Jika sapinya berapa ekor pun ada, artinya  soal pasokan sebenarnya tidak ada masalah. Masalahnya adalah harga daging tinggi dan daya beli masyarakat kurang,” katanya.

Soal penyebab tingginya harga daging sapi, umumnya pedagang tidak mengetahui secara teknis. Mereka hanya membandingkan jika era presiden Soeharto, Gus Dur, Megawati, dan SBY harga masih stabil dan cukup menguntungkan bagi pedagang.

Menurutnya, tingginya harga daging sapi atau kambing membuat warga beralih mengkonsumsi ikan laut ataupun sungai yang cukup melimpah pasokannya.

“Kami lebih banyak mengkonsumsi ikan laut ataupun sungai kali ini, karena harganya yang terjangkau dan ikannya masih segar sehingga cukup diminati,” kata Mukhlis pedagang lainnya.(hsn)

Sumber: