Warga Cikalahang Merugi Akibat PDAM
SUMBER - Pemilik tanah proyek pengelolaan air PDAM Tirta Jati di Blok 2 Sukasirna Desa Cikalahang Kecamatan Dukupuntang, kecewa dengan pernyataan PDAM yang menyatakan merugi akibat penutupan yang dilakukan warga.
“PDAM juga kan tidak beli airnya bahkan kita selama ini tidak menerima kompensasi dari perusahaan daerah ini. Kami tidak terima dengan pernyataan merugi Rp29 juta per hari,” ujar Andi yang merupakan salah satu pemilik tanah pada Rakcer Kamis (25/8).
Perusahaan milik daerah ini juga tidak pernah melakukan reboisasi, untuk mengamankan sumber air yang ada di sana. Namun demikian warga tidak pernah mempersoalkan baik kompensasi maupun perbaikan lingkungan.
Lebih lanjut diakuinya, semenjak Senin (22/8/) lalu warga setempat sengaja melakukan penutupan sumber air yang menuju pipa milik PDAM Tirta Jati, hal itu dikarenakan sewaktu diadakan mediasi antara warga dengan PDAM tidak mendapatkan solusi.
“Karena warga kekurangan air, maka warga menuntut agar disalurkan juga untuk kebutuhan warga. Tapi PDAM menolaknya maka kita ambil tindakan,” jelasnya.
Dijelaskan, dulu ada aliran khusus untuk masyarakat setempat, namun berjalannya waktu PDAM justru menutup aliran air yang ditunjukan bagi warga.
Hal itu diketahui setelah warga membongkar ditemukan tumpukan karung di sumber air tersebut. Mengetahui hal itu warga akhirnya kembali menutup, namun tidak semuanya.
“Kami pun menutup tapi tidak semuanya, pipa satunya milik PDAM masih mengalir dari sumber air,” kata Andi.
Warga lainnya, Arif Sudrajat mempertanyakan kompesasi dari PDAM. Pasalnya ia merupakan salah satu warga yang lahannya dilewati pipa PDAM.
“Imbas dari penutupan saluran pipa PDAM ada 10 ribu pelanggan yang dirugikan, itu bukan urusan kami. Selama ini pihak PDAM saja tidak memberikan solusi terbaik. Apalagi, setiap kali pertemuan pun tidak pernah ada titik temu,” ujar Arif.
Terkait sampai kapan penutupan saluran air ke pipa PDAM, kata Arif, belum ada kepastian sumber ke pipa milik PDAM itu akan dibuka.
Sebab kata dia, hal itu dikembalikan lagi kepada warga Desa Cikalahang.
“Harus ada kumpulan sesepuh, pemilik lahan dan warga sekitar, karena kebutuhan air di sini juga besar,” tuturnya.
Dia menambahkan, apa yang disampaikan oleh pihak PDAM telah melakukan komunikasi dan lobi-lobi dengan warga desa Cikalahang tidak benar. Sebab, terakhir ketemu dengan pihak PDAM beberapa hari lalu.
“Selebihnya tidak ada. Itu hanya klaim dari PDAM saja,” katanya.
Arif juga mengatakan, selama ini warga tidak pernah bicara nominal.
Namun tiba-tiba PDAM Tirta Jati berbicara kerugian per hari mencapai Rp29 juta imbas dari penutupan sumber mata air yang mengalir ke pipa PDAM.
Sementara itu, Bupati Cirebon, H Sunjaya Purwadisastra mengatakan, mengenai penutupan sumber mata air ke pipa PDAM Tirta Jati di Desa Cikalahang, pihaknya, menyerahkan masalah itu kepada PDAM.
Menurutnya, masyarakat Desa Cikalahang tidak mengetahui kepentingan-kepentingan yang lebih besar untuk masyarakat Kabupaten Cirebon.
Yang ditonjolkan justru egosentrisnya baik pribadi maupun secara kelompok.
“Tapi, kalau kita bicara secara luas, semua masyarakat Kabupaten Cirebon harus terlayani tidak hanya warga Desa Cikalahang saja,” katanya. (ari)
Sumber: