Petani Minta Garam Impor Distop

Petani Minta Garam Impor Distop

Ribuan Ton Garam Rusak dan Mencair, Sejak Panen Belum Laku Dijual

ASTANAJAPURA – Ribuan ton garam petani di daerah Astanajapura, Kabupaten Cirebon menumpuk hingga rusak dan mencair.
\"garam
Garam lokal rusak. Foto: Kim/Rakyat Cirebon

Pantauan wartawan koran ini di lapangan, Selasa (2/8), garam di puluhan gudang di Kecamatan Pangenan dan Astanajpura, mengalami kerusakan dan mencair.

Menurut salah seorang petani garam, Satori mengatakan, rusaknya garam lokal sampai tidak laku dijual, selain karena sering terkena air hujan juga merebaknya garam impor di pasaran.

Dikatakan Satori, sejak panen garam, para petani lebih memilih memasukan garam ke dalam gudang karena harga garam di pasar sangat anjlok.

Namun, lanjutnya, harga garam tidak mengalami kenaikan malah cenderung turun karena banyak garam impor, sehingga garam yang di simpan di dalam dan luar gudang malah rusak dan mencair karena terkena hujan sehingga tidak laku di pasar.

Satori meminta, pemerintah harus bertanggung jawab. Pasalnya, tumpukan garam terjadi di saat panen raya tersebut, diakibatkan karena adanya kebijakan pemerintah yang melakukan impor garam.
Diungkapkan Satori, ada sekitar 3 ribu hingga 5 ribu ton garam, milik petani garam, sejak dipanen hingga sekarang belum juga terjual.

“Maraknya garam impor yang membuat anjloknya harga garam membuat kami merugi. Sejak panen sampai sekarang, garam belum terjual,” ungkap Satori sambil mengatakan jika harga garam saat ini hanya Rp235 sampai dengan Rp250/kg.

Dikatakan Satori, seharusnya pemerintah jangan membiarkan garam impor beredar di Cirebon, karena garam lokal cukup banyak.

Sementara, petani garam lainnya, Sanuri mengatakan, jika pemerintah tetap mengimpor garam, maka para petani kemungkinan tidak akan menggarap lahan garam lagi.

“Tahun ini sangat parah. Sudah harganya anjlok. Ditambah ada banyak garam di gudang yang mencair dan rusak akibat kena air hujan,” katanya.

Dengan banyaknya garam yang mencair dan rusak, Sanuri berharap, ada perhatian dari pemerintah untuk menyetop garam impor dan membeli garam lokal.

“Karena tidak muat di gudang kami simpan di luar. Garam ini tidak bisa dijual karena maraknya garam impor yang lebih murah harganya,” katanya. (kim)

Sumber: