Usia Harapan Hidup Turun

Usia Harapan Hidup Turun

KESEHATAN. Bupati Majalengka Eman Suherman didampingi Ketua PKK menghadiri peningkatan kemampuan teknis dan bimbingan teknis peningkatan kapasitas bidan desa di Kabupaten Majalengka, Kamis (30/10). -HASANUDIN/RAKYAT CIREBON-

MAJALENGKA - Usia Harapan Hidup (UHH) atau perkiraan rata-rata berapa lama seseorang diperkirakan akan hidup sejak lahir (life expectancy) di Kabupaten Majalengka pada tahun 2025 rata-rata pada usia 71 tahun, atau sama dengan rata-rata nasional. Angka tersebut turun jika dibanding tahun 2024 yang rata-rata usia harapan hidupnya mencapai 74, 98 tahun.

Bupati Majalengka Drs H Eman Suherman MM di hadapan bidan desa menyebutkan, Pemerintah Kabupaten Majalengka menghendaki angka harapan hidup di Tahun 2030 bisa mencapai 76 tahun. Untuk itu kondisi kesehatan warga perlu dijaga dan diperhatikan. 

"Sesuai dengan RPJMD diharapkan Usia Harapan Hidup Kabupaten Majalengka pada tahun 2030 bisa mencapai 76 tahun. Maka peningkatan kualitas kesehatan diperlukan dan Pemkab Majalengka akan terus mendorong hal tersebut," ungkap bupati di acara peningkatan kemampuan teknis dan bimbingan teknis peningkatan kapasitas bidan desa di Kabupaten Majalengka, Kamis (30/10).

BACA JUGA:Kawal Dugaan Kasus Korupsi Tuper DPRD, PPPI Sebut Sudah 29 Orang Diperiksa Kejati

Bupati berharap bidan desa menjadi ujung tombak dalam pelayanan kesehatan di desa.

Bidan di desa bisa berperan secara maksimal meningkatkan kesehatan ibu dan anak yang komprehensif, mengedukasi masyarakat, pemantauan kesehatan secara berkelanjutan termasuk di Posyandu, deteksi dini risiko pada ibu hamil, dan koordinasi dengan lintas sektor di tingkat desa.

Data Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018 menyebutkan, penyebab kematian tertinggi di Indonesia yang butuh perhatian khusus adalah penyakit hipertensi, diabetes melitus, stroke, gagal ginjal kronis dan kanker.

Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Majalengka, Agus Suratman mengatakan Dinas Kesehatan terus mendorong bidan desa untuk menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) serta stunting melalui berbagai program.

“Dinas Kesehatan berusaha melakukan peningkatan kemampuan teknis dan bimbingan teknis peningkatan kapasitas bidan desa. Kegiatan ini bertujuan sebagai upaya meningkatkan pelayanan di bidang kesehatan bagi para bidan," kata Agus Suratman.

BACA JUGA:Dari Veteran ke Pahlawan Baru: Transformasi Nino di EXP Lane Alter Ego pada MPL ID S16

Dalam menunjang penurunan angka kematian ibu dan anak, menurut Agus ada program Satset yang hadir untuk memastikan setiap kelahiran di fasilitas kesehatan, pemerintah langsung tercatat dan terdokumentasi dengan lengkap administrasi kependudukan.

Sementara Ketua TP-PKK Kabupaten Majalengka, Iim Maimunah mengungkapkan peran penting PKK dalam pelayanan Posyandu sebagai garda terdepan.

"PKK berperan penting dalam pelayanan Posyandu untuk menurunkan AKI, AKB, dan stunting melalui pemberdayaan masyarakat, penggerakan kader, fasilitasi kegiatan, pemantauan, penyuluhan kesehatan, serta advokasi program." tuturnya.

BACA JUGA:Road to M7 World Championship: Siapa Dua Tim Terbaik Indonesia dari MPL ID S16?

Menurut Iim, peran utama PKK adalah menjadi mitra pemerintah, penggerak partisipasi masyarakat, dan ujung tombak pelaksanaan program kesehatan di tingkat desa untuk memastikan ibu hamil sehat, bayi mendapat imunisasi dan gizi, serta balita terpantau tumbuh kembangnya. (hsn)

Sumber:

Berita Terkait