Kendati demikian, pendaftar sudah ditetapkan, hanya ada empat. Artinya, kata Iis, harus konsekuen. Karena nanti panitia seleksi (Pansel) hanya akan memilih tiga nama dari keempatnya itu.
"Setelah muncul 3 nama, nantinya akan dipilih oleh bupati. Mana yang cocok dari ketiganya. Sudah selesailah dinamikanya. Cuma satu sih yang tidak diloloskan,” katanya, Selasa (2/8).
Jadinya, lanjut Iis, penilaian objektivitasnya, hanya untuk menentukan tiga nama dari total 4 peserta. Setelah itu, baru penilaian subjektif dari bupati. Sementara selama ini nama Hilmy Riva’i yang santer diperbincangkan sebagai pemegang restu dari bupati.
“Itu bisa saja jadi kenyataan. Saya sebagai senior yang sudah 35 tahun mengabdi dan sebentar lagi pension, berharap mudah-mudahan dengan terpilihnya sekda yang baru, misalkan itu benar diberikan untuk Hilmy, ya harus didukung semua pihak,” ajaknya.
Faktanya, hanya empat nama itulah yang mendaftar. Jadi, jangan sampai ada yang menggerutu di kemudian hari. “Kenapa tidak mendaftar. Pun juga yang daftar, kalau tidak dipilih ya jangan menggerutu. Karena kan tidak mungkin semua jadi sekda,” tuturnya.
Yang terpilih pun, tetap harus banyak belajar. Sehingga terbangun komunikasi yang baik antara SKPD di Pemda Kabupaten Cirebon yang dikomandoi oleh bupati dan sekda. “Sehingga berjalan seuyunan. Nantinya Kabupaten Cirebon akan bangkit,” imbuh dia.
Iis mengaku tidak tahu-menahu terkait dugaan sepinya pendaftar itu, lantaran bupati sudah menyiapkan putera mahkota. Sehingga terjadi adanya indikasi pemboikotan dari para eselon 2.
“Intinya, kalau ingin jadi sekda, ya harus daftar dulu lah. Itu hak. Saya yakin, ketika ada yang mendaftar, bupati pasti menerimanya. Tidak ada dasarnya bupati menolak pendaftar sekda. Bupati tidak bisa menolak. Kalau menolak, dasarnya apa?” tanya dia.
Mantan kepala BKPSDM itu pun menegaskan, pihaknya mengharapkan dengan adanya pergantian sekda nanti, IPM Kabupaten Cirebon naik. Kalau itu terjadi, bisa menjadi prestasi. Selama ini, IPM turun terus. Dari posisi ke-18 menjadi ke-22.
“Jadi harus ada target. Kita doakan saja, yang jadinya itu, bisa berprestasi. Kalau biasa-biasa saja, itu aneh,” tegasnya.
Karena, lanjut Kadinsos itu, satu tahun ke depan sudah masuk tahun politik. Sekaligus tahun pertanggungjawaban bupati. “Ini juga bukan hanya pertanggungjawaban tahunan. Tapi sekaligus pertanggungjawaban akhir masa jabatan. Di situ pertaruhannya. Korpri ingin, dia yang menjadi sekda benar-benar yang terbaik. Memiliki rekam jejak bagus. Cakap dan mampu memimpin,” imbuhnya. (zen)