RAKYATCIREBON.ID, KUNINGAN - Harga komoditi bahan pangan berupa telur kini tengah mengalami lonjakan di sejumlah pasar tradisional Kabupaten Kuningan. Bahkan dari harga yang mulanya berkisar Rp 24 ribu/kg, kini sudah mencapai 32 ribu/kg.
Kepala Diskopdagperin Kuningan, U Kusmana dalam keterangan persnya, Selasa (16/8), mengakui, jika bahan pangan berupa telur kini tengah mengalami kenaikan harga.
Salah satunya disebabkan permintaan telur tinggi, sehingga mempengaruhi ketersediaan telur dari pemasok.
“Berdasarkan informasi dari Bidang Perdagangan, harga telur ini melonjak cukup signifikan. Awalnya itu hanya Rp 24 ribu/kg, sekarang sudah sampai Rp 32 ribu/kg,” katanya.
Menurutnya, lonjakan harga telur disebabkan adanya permintaan pasar yang cukup tinggi. Yakni kaitan dengan pemenuhan kebutuhan bansos.
“Jadi karena ada program bansos melalui PKH ini, membuat harga telur naik cukup signifikan. Karena permintaan telur untuk keperluan bansos tinggi, sehingga stok yang ada dari pengusaha telur di Kuningan menipis. Akhirnya pasokan telur ke para pedagang di pasar menjadi berkurang,” papar pria yang digadang gadang bakal menjabat Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadisdikbud) tersebut.
Oleh sebab itu, lanjut Uu, akibat pasokan berkurang membuat harga telur menjadi naik. Tentunya hal ini sejalan dengan hukum ekonomi, ketika permintaan tinggi maka berimbas terhadap kenaikan harga.
“Kemudian kami meminta kepada para pengusaha telur, agar bisa kembali memasok telur secara normal kepada para pedagang di pasar-pasar tradisional. Upaya ini sebagai langkah untuk kembali menstabilkan harga telur secara normal di pasar tradisional,” ujarnya.
Dia berpendapat, harga akan kembali normal ketika kebutuhan telur untuk bansos seluruhnya telah terpenuhi. Sehingga pasokan telur ke pasar tradisional akan kembali normal.
“Insya Allah akan normal lagi ya, kalau telur untuk bansos ini sudah terpenuhi semua. Kami optimis harga telur akan segera terkendali, karena ketersediaan telur dari pengusaha di Kuningan sudah mencukupi kebutuhan masyarakat. Jadi pengusaha agar kembali memberikan pasokan secara normal kepada pedagang pasar tradisional, jika kebutuhan telur untuk program bansos sudah terpenuhi,” pungkasnya.( fik)