INDRAMAYU, RAKYATCIREBON.ID–Kejadian tidak terduga dialami seorang bocah laki-laki, Muhammad Zulzalaly Wal Ikhrom (8) asal Kelurahan Lemahabang, Kecamatan Indramayu.
Kondisinya sangat mengkhawatirkan akibat sebuah kunci gembok rumahnya tidak sengaja tertelan. Sehingga butuh secepatnya mendapat penanganan medis.
Kunci gembok yang tidak sengaja tertelan itu kini bersarang di dalam lambung bocah berstatus yatim tersebut. Pihak keluarga sebenarnya sangat ingin agar secepatnya tertangani secara medis untuk mengeluarkan kuncinya. Namun, kondisi ekonominya tidak memungkinkan bisa membayar beban biayanya.
Berdasarkan penuturan bocah yang akrab disapa Zul ini, insiden tak terduga itu terjadi pada Rabu (14/9) malam.
Ketika itu, ia baru saja selesai mengerjakan tugas sekolah dan bermain handphone sambil berbaring dengan posisi kunci gembok di mulut.
BACA JUGA:Elf Seruduk Truk Menewaskan Tiga Orang
“Main HP sambil tiduran. Terus kuncinya saya gigit-gigit. Saya ngantuk dan ketiduran. Tidak sengaja kuncinya tertelan,” kata Zul ditemui di kediamannya, Selasa (20/9).
Menurutnya, saat itu ia terbangun karena kaget dan berusaha memuntahkan kunci tersebut. Hanya saja, posisi kunci sudah tersangkut di kerongkongan dan sulit dikeluarkan meski dimuntah-muntahkan.
Walaupun kunci tersebut sudah bersarang di lambung, namun kondisi bagian lehernya hingga kini masih tampak kehitaman.
Sesaat setelah kejadian, ibu kandung Zul, Nina Listiana (40) bergegas membawa anak ketiganya itu ke klinik terdekat. Setibanya di klinik, ternyata petugas medisnya tidak bisa melakukan penanganan dan mengarahkannya ke RSUD Indramayu.
BACA JUGA:Bawaslu: Awasi Terus Tahapan Pemilu
Berdasarkan hasil pemeriksaan di rumah sakit plat merah itu, posisi kunci gembok diketahui sudah bersarang di lambung Zul.
Lagi-lagi, penanganannya tidak bisa dilakukan dan pihak RSUD Indramayu merujuk Zul ke RS Gunung Jati Cirebon.
“Bingung, tidak ada biaya untuk membawa Zul ke Gunung Jati. Saya cuma buruh cuci pakaian, penghasilannya cukup buat makan sehari-hari saja,” ungkap Nina.
Dikatakan, suaminya telah meninggal dunia sejak Zul masih berumur 7 bulan. Selama ini dia hanya bisa bekerja serabutan untuk menghidupi ketiga anaknya dengan penghasilan di bawah Rp50 ribu setiap harinya. “Saya tidak punya kartu BPJS, tidak punya kartu KIS. BLT juga tidak dapat,” sebutnya.