KUNINGAN, RAKYATCIREBON.ID - Kepala Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (BTNGC), Teguh Setiawan menduga, kebakaran kawasan BTNGC merupakan ulah manusia. Analisa itu didasarkan pada lokasi temuan titik api yang berasal dari pinggir kawasan. Berbatasan langsung dengan tanah masyarakat, baik batas luar maupun batas enclave (di dalam kawasan).
"Kita sudah melakukan penyelidikan di beberapa titik yang diperkirakan awal munculnya kebakaran. Proses penyelidikan ini masih terus berlangsung. Dugaan sementara kami, ini adalah ulah manusia. Karena berasal dari pinggir kawasan," terang Teguh kepada Rakyat Cirebon, Jumat (30/9).
Api yang berasal dari pinggir kawasan tersebut, dikaji BTNGC, melebar dan meluas ke arah dalam kawasan. Dipengaruhi oleh kuatnya angin, ditambah kondisi kemarau dalam beberapa bulan terakhir, banyak tanaman mengering.
"Upaya pencegahan, kami terus lakukan patroli. Terutama pada hari-hari libur. Mengingat pola temuan titik api ini terjadi pada hari libur," jelas dia.
BACA JUGA:PNS Berakhlak Harus Dipegang Teguh
Dengan analisa ini, BTNGC mengimbau kepada masyarakat yang memiliki lahan yang berbatasan dengan taman nasional, lebih bijak dalam menggunakan api. Mengingat, situasi kemarau dan banyaknya tanaman kering, memungkinkan terjadinya kebakaran.
"Kita mengimbau semua pihak untuk meningkatkan kerja sama. Tidak meninggalkan api yang masih menyala di tanah milik warga atau di perbatasan enclave Taman Nasional. Kemudian dampak kerusakan akibat ini, terus kita kaji. Karena pemulihan itu tidak hanya melalui penanaman, tetapi juga melalui pemulihan secara alami," ungkapnya.
Kepala BTNGC kembali menyampaikan terima kasihnya kepada semua pihak yang telah membantu pemadaman, sejak hari Minggu hingga Rabu. Selain petugas BTNGC, BPBD, TNI-Polri, Damkar, ada peran Masyarakat Peduli Api (MPA) Kuningan dan Majalengka.
"Kalangan warga yang membantu juga datang dari Paguyuban Kelompok Tani Hutan (KTH) Silihwangi Majakuning, yang setia bersama kami. Banyak pihak yang membantu kami, kemudian pengelola wisata juga turut berpartisipasi. Termasuk support logistik dari perusahaan-perusahaan air di sekitar kawasan BTNGC," paparnya.
BACA JUGA:Wabup Ajak Masyarakat Lestarikan Pencak Silat
Dalam rilis hari Jumat lalu, total luas kawasan TN yang terbakar selama bulan September 2022, yaitu 138,34 hektar. Selain kerugian secara materi, waktu dan tenaga petugas gabungan, juga terjadi gangguan fungsi ekologi.
Kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai, diibaratkan menara air, yang menghidupi masyarakat Kabupaten Kuningan, Majalengka, Cirebon, dan Indramayu. (bud)