Selama setahun hidup dengan mental yang terus turun dan hendak bunuh diri itu, TM mematikan semua akses komunikasi. Nomor hape diganti. Facebook dinonaktifkan. Dan semua hal yang ada kaitannya dengan akses komunikasi, dijauhkan dari aktifitasnya.
“Saya off-kan semuanya. Saya betul betul ingin mati saja waktu itu.” ujarnya.
Selama tiga tahun berjuang, stigma itu tercipta bukan hanya dari orang lain, tapi dari diri sendiri juga ada.
“Terima kasih kepada seorang teman, dia mengatakan begini –Patahkan opini orang lain dengan cara kamu bisa lebih sehat daripada orang lain.- itu benar-benar memotivasi saya. Hasilnya saya sehat, dan saya biasa lagi,” kenangnya.
Selama enam bulan dari Januari hingga Juni 2018 lalu, TM hidup di sebuah tempat rehabilitasi di wilayah Sukabumi. Ia mendapatkan pelatihan memasak, tata boga, berlatih bikin kue dan menjahit. Ia pun menerima bekal ilmu tentang kesehatan.
”Sekarang aktifitas saya, enjoy dengan berbagai kegiatan positif. Saya pun terus memotivasi tiga orang kawan, mereka bertiga saya edukasi. Mereka hidup dengan bergaul bebas, tapi saya sarankan harus lebih safety, jangan sampai terlalu bebas, harus lebih disiplin lagi. Harus terus menjaga diri.” ujarnya.
TM juga merasa bangga. Ia selalu diajak oleh instansi untuk ikut kegiatan di tingkat provinsi. Ia bahkan pernah diajak keliling Kabupaten Majalengka untuk memberikan motivasi kepada Orang dengan HIV lainnya, supaya terus semangat menjalani hidup.
Pemkab Majalengka Sediakan Fasilitas Bagi Orang Dengan HIV
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka Agus Susanto, mengatakan HIV/AIDS di Kabupaten Majalengka kini telah bertambah dibanding tahun sebelumnya. Penyebab penularan lebih banyak diakibatkan oleh hubungan seksual di luar pasangan yang sah, kemudian menular pada pasangannya dan anak-anak mereka.
Jumlah Orang dengan HIV AIDS di Majalengka, sejak tahun 2021 hingga Mei 2022 telah mencapai sebanyak 706 orang, 18 orang di antaranya adalah anak-anak dengan usia terkecil satu tahun.
"Orang dengan HIV/AIDS saat ini terus kami edukasi agar mereka melakukan pengobatan di klinik yang tersedia. Sebanyak 401 orang penderita kini aktif melakukan pengobatan di klinik RSUD Majalengka dan Cideres sekaligus konseling," ungkapnya.
Agus menambahkan, untuk ibu hamil dilakukan pencegahan melalui Triple Eliminasi yaitu sebuah program untuk mengeliminasi atau melindungi anak dari tiga penyakit menular langsung dari ibu ke anak. Ketiga penyakit tersebut adalah infeksi HIV/AIDS, sifilis dan hepatitis B. Triple Eliminasi merupakan Peraturan Menteri Kesehatan.
"Sehingga semua ibu hamil wajib memeriksakan diri untuk tiga penyakit tersebut demi melindungi anaknya," ujarnya.
Lebih jauh Agus menyebut, Langkah serius Pemkab Majalengka itu dibuktikan dengan menyediakan layanan pemeriksaan HIV secara gratis di seluruh 34 unit layanan kesehatan yang tersebar di seluruh Majalengka.
Ini merupakan upaya untuk mendeteksi lebih banyak kasus HIV/AIDS, sebab diyakini banyak warga yang berisiko, tetapi sungkan untuk melakukan tes. 34 unit layanan kesehatan itu tersebar di 32 Puskesmas dan 2 RSUD Majalengka.
"Layanan tes HIV/AIDS di Majalengka sudah tersedia di seluruh layanan kesehatan, dengan biaya gratis tanpa dipungut biaya. Jadi semua orang yang merasa berisiko tertular HIV/AIDS bisa dekat untuk melakukan tes HIV," kata Agus.