KESAMBI - Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Mahardika kembali mencatatkan namanya dikancah nasional. Kali ini, dua mahasiswa terbaiknya berhasil menorehkan prestasi dengan menjuarai lomba karya tulis ilmiah tingkat nasional yang digelar di Universitas Gorontalo.
Dua mahasiswa yang berhasil mengharumkan nama STIKes Mahardika di kancah nasional melalui lomba karya tulis ilmiah, adalah Herlina dan Magfirothul Munawaroh, dimana keduanya merupakan mahasiswa pada Program Studi (Prodi) Keperawatan.
Keduanya menjadi juara 1, setelah karya tulis ilmiah yang mereka garap dengan judul "Optimalisasi peran mahasiswa keperawatan dalam pelaksanaan strategi DOTS untuk mengatasi dampak stigma masyarakat terhadap penderita tuberkulosis" dinobatkan dewan juri sebagai karya tulis terbaik yang ikut serta.
Kepada Rakyat Cirebon, salahsatu mahasiswa peraih juara, Herlina menceritakan pengalaman berharganya tersebut, dimana ia mengatakan, awalnya ia coba-coba ikut lomba dan mengirim sebuah karya tulis ilmiah, setelah mendapatkan informasi mengenai lomba tingkat nasional yang dilaksanakan tanggal 19 Oktober 2022 tersebut.
BACA JUGA:Selamat! 1.551 Mahasiswa Sarjana dan Pascasarjana IAIN Cirebon Diwisuda
"Awalnya coba-coba ikut lomba setelah dapat info dari teman," ungkap Herlina.
Dalam menyusun KTI yang dilombakan, lanjut Herlina, ada lima bab yang dikerjakan bersama rekannya, dimana untuk bahan referensi dari materi yang dibahas, mereka berbagi tugas menggali informasi dari berbagai sumber literatur yang ada.
"Kami cari dari jurnal-jurnal International, seperti Google Scholar, Pubmed, NCBI sesuai dengan rekomendasi dosen pembimbing," jelas Herlina.
Disoal mengenai alasan mengangkat tema tuberkolosis, dijelaskan Herlina, penyakit tuberkulosis adalah salahsatu penyakit menular sehingga masyarakat kerap memiliki stigma negatif pada penderita TB.
BACA JUGA:Rektor Sumanta Lantik Guru Besar dan Dua Dekan Baru
Pandangan yang terbentuk di masyarakat ini menyebabkan banyak penderita tuberkulosis yang terlambat didiagnosis dan mendapat penanganan sehingga tidak tertolong.
Tentunya, kata Herlina, kondisi ini harus menjadi perhatian serius karena memerlukan pendampingan dari berbagai sektor, tidak terkecuali optimalisasi peran mahasiswa keperawatan. Itu sangat dibutuhkan untuk menanggulangi dampak stigma masyarakat terhadap penderita penyakit menular.
Belum lagi, kasusnya di Indonesia cukup besar, dimana Indonesia menempati peringkat ketiga sebagai negara terbanyak setelah India dan Cina, dengan jumlah kasus mencapai 842 ribu kasus, dan angka kematian sampai di angka 93 ribu.
Untuk itu, karya tulis ilmiah yang ia susun, didedikasikan untuk mendukung pemerintah dalam menekan kasus penderita TB, serta menjadi bentuk promosi dan pencegahan sebagai upaya eliminasi tuberkulosis.
BACA JUGA:DPRD Keras, Dorong Pemkot Tingkatkan PAD