RAKYATCIREBON.ID, SPANYOL - Spanyol sekali lagi akan menjadi salah satu favorit di Piala Dunia 2022 Qatar. Kali ini, mereka datang membawa senjata wonderkid.
Setelah generasi emas memenangkan gelar Piala Eropa 2008 dan 2012 serta Piala Dunia 2010 melewati masa jayanya, Tim Matador sempat kehilangan power. Pada Piala Dunia 2014, Spanyol yang berstatus juara bertahan tereliminasi di fase grup.
Lalu, di Piala Eropa 2016 dan Piala Dunia 2018, mereka hanya mampu bertahan hingga babak 16 besar. Di bawah kendali mantan pelatih Barcelona, Luis Enrique, Spanyol mencoba membangun kekuatan baru.
Sejauh ini, hasilnya lumayan. Mereka menjadi semifinalis Piala Eropa 2020 dan finalis UEFA Nations League 2021/2022. Selain meninggalkan tiki-taka, juru taktik kelahiran Gijon, 8 Mei 1970 itu menjalankan misinya secara ekstrem dan menekan tombol reset.
Ia menyerahkan tanggung jawab kepada sekelompok pemain muda yang tidak berpengalaman. Bakat muda alias wonderkid seperti Pedri, Gavi, Ansu Fati, Eric Garcia, hingga Ferran Torres menjadi tumpuan kekuatan mereka.
Tiga nama pertama mendapat sorotan paling besar setelah penampilan jempolan mereka di usia yang masih begitu muda. Fati memulai debutnya untuk Spanyol pada 2020 pada usia 17 tahun dan di pertandingan keduanya ia sudah menjadi pemain termuda yang mencetak gol untuk tim nasional.
Ia memecahkan rekor yang dipegang Juan Errazquien sejak 1925. Pedri mengikuti Fati dan segera menjadi bagian penting dari perjalanan Spanyol ke semifinal EURO tahun lalu.
Gelandang 19 tahun itu lantas memenangkan Golden Boy 2021 dan Trophy Kopa, yang diberikan kepada pemain terbaik di bawah usia 21 tahun.
Kemudian, Gavi menjadi pemain termuda yang bermain untuk Spanyol pada November 2021, dua bulan setelah ulang tahunnya yang ke-17. Beberapa bulan kemudian, dia mencetak gol pertamanya di timnas untuk memecahkan rekor Fati.
Pemain Barcelona itu membantu Spanyol mencapai final UEFA Nations League 2021/2022 dan musim ini kembali mengantar La Roja lolos ke empat besar lalu mengikuti jejak Pedri memenangkan Trofi Kopa dan penghargaan Golden Boy.
Jika tidak mengalami cedera, Pedri dan Gavi dipastikan akan menjadi tulang punggung Spanyol di Qatar bersama Garcia dan Torres. Sementara Fati yang harus berjuang dari empat operasi kaki yang diderita pada November 2020 kini sudah kembali tampil bagus di Barca dan berpeluang ada dalam daftar 26 pemain yang akhir pekan ini akan diumumkan.
Bersama pemain veteran berpengalaman seperti Sergio Busquets, Jordi Alba, Dani Carvajal, Cesar Azpilicueta, dan Alvaro Morata, Spanyol jelas akan tiba di Qatar sebagai salah satu tim paling menjanjikan.
Enrique sendiri membentuk tim sesuai keinginannya. Ia menolak untuk tunduk pada permintaan dan desakan memanggil pemain yang dia tidak percaya bisa menjalankan rencananya. Tidak peduli kritik terus diarahkan kepadanya.
Ia mungkin akan mengabaikan tuntutan membawa bek veteran Paris Saint-Germain (PSG), Sergio Ramos ke Qatar. Ramos tampil luar biasa di PSG pasca pulih dari cedera dan musim ini menjadi kekuatan utama klub Prancis itu di Ligue 1 dan Liga Champions.
Ramos sendiri menegaskan dirinya siap berangkat ke Qatar jika Enrique membutuhkan tenaganya. Menurutnya, ia dalam kondisi baik dan merasa siap bermain di Piala Dunia keempatnya.
“Tetapi pada akhirnya itu tidak tergantung pada saya tetapi pada Luis Enrique, yang sangat saya hormati. Saya masih memiliki banyak semangat untuk kembali dan bermain di Piala Dunia ini. Saya harap saya bisa berada di Qatar,” katanya di Daily Mail.
Selain teka-teki seputar Ramos, Enrique diprediksi akan menambah “kehebohan” dengan membawa pemain sayap Real Madrid, Marco Asensio. Sama seperti jika Ramos tidak dilirik, pemanggilan Asensio akan memicu perdebatan karena ia tidak mendapat banyak menit bermain di klub seperti halnya Pablo Sarabia di PSG.
Akan tetapi, Luis Enrique sudah sejak awal menegaskan bahwa mereka tidak pernah mengecewakannya saat bertugas di timnas. Sang pelatih mengatakan, ia hanya memikirkan bagaimana para pemainnya bisa memperbaiki sistem 4-3-3, berbasis penguasaan bolanya.
Itu juga yang menjadi alasannya tidak tertarik memakai jasa striker Celta Vigo, Iago Aspas meski sang bomber selalu menjadi pemain Spanyol tersubur dalam empat dari enam musim terakhir.
"Ada pemain yang di tim mereka, adalah pemimpin, mereka mencetak gol dan tim bermain untuk mereka. Sebuah tim tidak terbentuk dengan 11 pemain terbaik di liga. Anda harus melihat konteksnya dan dengan Spanyol, saya menginginkan sebuah tim," tegas Enrique di The Express Tribune.
Terlepas dari sejumlah kritik, tidak diragukan lagi Spanyol datang ke Qatar dalam kondisi yang jauh lebih baik. Empat tahun lalu, pelatih Julen Lopetegui dipecat pada malam turnamen setelah Madrid mengumumkan dia menjadi pelatih mereka setelah Piala Dunia dan Fernando Hierro terpaksa ditunjuk sebagai manajer dadakan.
“Akan sulit untuk mengalahkan kami. Siapa pun bisa mengalahkan kami dan kami bisa mengalahkan tim mana pun. Sudah waktunya untuk menikmati dan optimis. Kami adalah Spanyol, peringkat ketujuh dunia dan kami akan menaklukkan dunia," ujar Enrique di AS terkait peluang mereka di Qatar.
Spanyol akan memulai turnamen menghadapi Kosta Rika pada 23 November yang disusul laga kontra Jerman dan Jepang. Sebagai persiapan terakhir, mereka akan melakoni uji coba kontra Jordania pada 17 November. (amr/zuk-dir/fajar/rakcer)
Timnas Spanyol untuk Piala Dunia 2022 di Qatar, Serahkan Semuanya Kepada Pemain Muda
Rabu 09-11-2022,11:00 WIB
Kategori :