RAKYATCIREBON.ID, CIREBON - Kenangan manis dari kiprah almarhum H Dadang Sukandar Kasidin di dunia pendidikan berwujud nyata. Yakni pesatnya kemajuan Universitas Swadaya Gunung Jati (UGJ) baik dari segi pembangunan insfrastruktur, prestasi akademik maupun pendapatan kampus.
Pria yang akrab disapa Abah Dadang itu berhasil mewujudkan pembangunan gedung-gedung baru yang dibutuhkan untuk kegiatan belajar mengajar (KBM). Selama menjabat Ketua Yayasan Pendidikan Swadaya Gunung Jati (YPSGJ), Abah Dadang begitu royal.
Rektor UGJ, Prof Dr H Mukarto Siswoyo Drs MSi yang menjadi tandem Abah Dadang memahami betul keseriusan Abah Dadang dalam pengembangan UGJ menjadi kampus yang diperhitungkan.
Mukarto menyebut, keseriusan itu terlihat dari pesatnya pembangunan. Antara lain Aduitorium Kampus 1, Ruang Kuliah Fakultas Ekonomi dan FISIP, Perpustakaan 5 Pantai, Dua Gedung Baru Fakultas Kedokteran, kemudian peresmian Kab dan Klinik Cakrabuana.
"Komitmen beliau memenuhi permintaan sarana dan prasana UGJ jika harus diwujudkan, baik gedung maupun prasarana lain seperti lab dan sebagainya," jelas Mukarto.
Secara prestasi akademik, UGJ juga melejit aignifikan. Dari peringkat 800 perguruan tinggi terbaik nasional pada 2017, terus naik ke peringkat 190 di 2018, naik ke peringkat 140 di 2019 dan saat ini UGJ kenempati peringkat 119 versi Kemendikbud.
Di level program studi, UGJ juga telah mencatatkan 50 persen prodi terakreditasi A. Pencapaian itu merupakan yang paling progresif dalam sejarah UGJ.
"Pendapatan UGJ naik lebih dari 100 persen. Tentu dari kepercayaan masyarakat untuk mengkuliahkan anak-anaknya ke UGJ," terang Mukarto.
Kepergian Abah Dadang tak hanya menyisakan kesedian, juga kebanggaan atas pencapaian UGJ di bawah komando Abah Dadang sebagai Ketua YPSGJ yang menaungi UGJ. "UGJ akan sangat merasa kehilangan sosok yang mempunyai powerfull dalam memotivasi kami di universitas," tambahnya.
Sementara itu, Walikota Cirebon, Drs H Nashrudin Azis SH juga merasa kehilangan sosok Abah Dadang. Azis sudah mengaggap Abah Dadang seperti orang tuanya.
Azis kerap meminta pertimbangan dari Abah Dadang dalam pengambilan keputusan sebagai kepala daerah. Di lain pihak, Abah Dadang juga tak segan menasehati Azis saat kebijakannya sebagai kepala daerah dinilai kurang tepat.
"Kota Cirebin berduka karena salah satu sesepuh kita H Dadang Sukandar Kasidin telah berpulang ke rahmatullah," kata Azis.
Saat pertama mendapat informasi wafatnya Abah Dadang, Azis merasa lemas. Apalagi, kesehatan Azis juga sedang dalam pemulihan.
"Tadi malam saya mendapatkan informasi tentang wafatnya beliau ini terasa semua lemas apalagi kebetulan saya sendiri sedang prses berobat mendengar kepulangan beliau ini rasanya nafasnya saya hilang," jelas Azis.
Semua itu, kata Azis, tidak lepas dari kiprah Abah Dadang dalam memajukan pendidikan di Kota Cirebon.
"Luar biasa beliau ini pejuang pendidikandi Kota Cirebin. Cita cita beliau luar biasa ingin menjadikan Kota Cirebon ini sebagai kota pendidikan dan beberapara prestasi beliau dalam yayasan juga diakui," pungkasnya. (wan)