CIREBON - Tradisi Grebek Syawal 1445 H Keraton Kasepuhan yang salah satu rangkaian acaranya berziarah ke Makam Sunan Gunungjati berujung konflik.
Pasalnya, rombongan Keraton Kasepuhan dari pihak PRA Luqman Zulkaedin ditolak masuk area makam utama, Jumat (19/4/2024).
Ditengarai, pihak Keraton Kanoman tidak memberi akses masuk rombongan dari pihak PRA Luqman Zulkaedin. Sontak, sempat terjadi ketegangan antara rombongan peziarah dengan pengurus makam.
Patih Sepuh Keraton Kasepuhan dari pihak PRA Luqman Zulkaedin, Pangeran Raja Goemelar membenarkan terjadinya penutupan akses masuk ke Makam Sunan Gunungjati.
"Adapun penutupan pintu kalau buat kami sangat prihatin. Kami sebetulnya ingin berziarah ke orang tua kita. Seharusnya tidak ada tindakan penutupan pintu untuk akses ke makam orang tua kita," kata dia.
Padahal, pihaknya ingin melakukan doa dan bermunajat di dekat Makam Sunan Gunungjati. Namun hal itu urung dilaksanakan lantaran pintu masuk ditutup.
Sehingga, rombongan peziarahpun hanya berdoa di area yang dibolehkan untuk peziarah umum.
"Alhamdulillah hari ini kami sekeluarga besar berserta wargi, sesepuh kita mengadakan acara tradisi grebek syawal yang memang tiap tahunnya kita laksanakan," jelas Goemelar.
Atas insiden itu, pihaknya bakal melakukan rembuk keluarga untuk mencari solusi terbaik imbas pelarangan masuk oleh penjaga Makam Sunan Gunungjati.
"Intinya kita kesana adalah untuk bersiturahmi ke leluhur berupa kita berdoa, bermunajat kepada Allah terutama kita sebagai penerus kita harus mengingat jasa-jasa para leluhur kita," katanya.
Di sekitar komplek Makam Sunan Gunungjati terdapat spanduk bertuliskan 'Kami Keluarga Besar Keluarga Kasultanan Cirebon Tidak Mengakui Luqman Zulkaedin sebagai Sultan Kasepuhan'.
Di lain pihak, dalam sebuah kesempatan perwakilan Keluarga Keraton Kanoman Kanoman, Ratu Mawar Kartina mengatakan, tidak pernah melakukan pelarangan masuk kepada keluarga keraton yang ingin berziarah ke Makam Sunan Gunungjati.
Dengan catatan, tidak mengatasnamakan gelar sultan beserta turunannya dari pihak Keraton Kasepuhan. Pasalnya, pihak Keraton Kanoman menganggap, tahta Sultan Kasepuhan tidak disandang siapun sebelum konflik internal keraton selesai.
Seperti diketahui, pelarangan masuk Makam Sunan Gunungjati tidak hanya ditujukan pada pihak PRA Zulkaedin, juga pada R Raharjo Djali dan P Kuda Putih. Ketiganya sedang berkonflik mengaku sebagai Sultan Kasepuhan.
Andaikan ketiga pihak itu datang berziarah mengatasnamakan pribadi atau keturunan keraton, maka pihak Keraton Kanoman membuka pintu lebar. (wan)