Java Back-arc Thrust/Baribis-Kendeng
Sesar Opak
Sesar Mataram
Sesar Garsela
Sesar di Karangsambung
Sesar Pasuruan.
Dalam catatan Jeremy, selain itu, juga dilakukan penelitian terhadap jalur Sesar Rembang-Madura-Kangean Sakala, Somorkoning. Terbukti aktif dilihat dari pergeseran morfologi dan trenching paleoseismologi.
"Jawa Barat memiliki tiga sumber gempa, yaitu zona megathrust di selatan Jawa Barat, selatan Selat Sunda dan Sesar aktif di daratan. Terakhir sesar yang telah teridentifikasi adalah Sesar Baribis, Lembang dan Cimandiri.
Sesar Lembang adalah sesar aktif sepanjang 30 km di utara Kota Bandung yang memanjang dari barat ke timur, yang merupakan terusan dari ujung utara Sesar.
Adapun gempa hebat yang disebabkan Sesar Lembang terakhir kali terjadi pada abad ke-15, atau sekitar 500 tahun yang lalu. Kendati demikian, Sesar Lembang masih aktif hingga saat ini.
Menurut hasil penelitian ilmuwan dari Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN), Sesar Lembang mengalami pergerakan setiap tahunnya. Lokasi yang dilewati Sesar Lembang dari daerah Padalarang, melewati Ngamprah, Cihideung, Lembang, Buktit Batu Lonceng (Cimenyan).
Di bagian timur, Sesar Lembang melewati Desa Cipanjalu, Kecamatan Cilengkrang, hingga Kabupaten Bandung Barat. Sebab, sesar ini memiliki potensi menyebabkan gempa berkekuatan magnituo 6.8 hingga 7. Oleh karena itu, kerusakannya diprediksi bisa sangat menghancurkan.
"Gempa Cirebon pada 30 November 1853 intensitas VI MMI menyebabkan banyak rumah rusak. Gempa Cirebon pada 16 Juni 1971 menyebabkan beberapa rumah rusak," kata Jeremy.
Gempa Cirebon Magnitudo 4,2 pada 11 Desember 2020 menyebabkan 25 rumah rusak. Sejarah gempa Cirebon yang pernah dimuat Nautical Megazine dan disebutkan terjadi pada April 1848.
"Sebanyak 26 kejadian gempa merusak dengan 3,3 hingga 7,3 SR di wilayah Jawa Barat pada periode 1963 hingga 2018. Intensitas maksimum yang dapat ditimbulkan mencapai VIII MMI. Mungkin sesudah ini akan ada beberapa gempa lain, dan mungkin akan terjadi gempa skala besar," katanya. (wan)