Potensi Konflik Batas Wilayah Jabar-Jateng Cukup Besar, Ini Penyebabnya

Potensi Konflik Batas Wilayah Jabar-Jateng Cukup Besar, Ini Penyebabnya

JELASKAN. Kabag Pemerintahan Setda Kabupaten Cirebon, Yadi Wikarsa menjelaskan batas wilayah Jabar–Jateng ada peluang terjadi konflik akibat tanah timbul. FOTO : DOC/RAKYAT CIREBON--

CIREBON, RAKYATCIREBON.DISWAY.ID – Potensi konflik di wilayah perbatasan Provinsi Jawa Barat (Jabar) dan Jawa Tengah (Jateng) cukup besar. Jangan dibiarkan berkembang. Harus bisa diredam.

Penyebabnya ada tanah timbul atau aluvial akibat pengendapan material dari sungai Cisanggarung. Salah satu wilayah terdampak adalah Desa Tawangsari.

Kabag Pemerintahan Setda Kabupaten Cirebon, Yadi Wikarsa, menjelaskan awalnya, tanah timbul ini disepakati sebagai bagian dari Jawa Barat. Namun setelah terbentuk aliran sungai baru yang mengarah ke Jawa Tengah, muncul perbedaan pandangan antar provinsi.

Tanah timbul baru itu, diklaim masuk wilayah Jateng, padahal dikelola oleh warga Cirebon. “Ini yang sedang dikomunikasikan lagi, karena sudah menjadi kewenangan provinsi,” jelasnya.

BACA JUGA:Wagub Jateng Nyatakan Pembangunan Giant Sea Wall Ditambah Sepanjang 20 KM

Memang pembahasan batas wilayah antara Kabupaten Cirebon, Kabupaten Kuningan, dan Brebes, Jawa Tengah, sudah dilakukan di tingkat kementerian. Namun hingga kini, kelanjutan dari pembahasan itu belum terlihat secara konkret.

"Sudah dibahas di kementerian, waktu itu membahas titik simpul antara Cirebon, Kuningan, dan Brebes. Tapi belum ada kelanjutan lagi,” ujarnya.

BACA JUGA:FKKC Minta Maaf, Segera Panggil Kuwu Karangsari

Adapun proses penyelesaian batas wilayah Kabupaten Cirebon dengan Kabupaten Kuningan sudah lebih lanjut. Bahkan tinggal menunggu penandatanganan Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri), karena Kuningan menyelenggarakan penyelesaian batas secara mandiri.

Hal serupa juga terjadi dengan Kabupaten Majalengka dan Indramayu yang sudah memasuki tahap penandatanganan Permendagri, dengan inisiasi dari Kemendagri.

Namun, untuk wilayah perbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah, pembahasan komprehensif yang dikomandoi Kemendagri belum berlanjut sejak pembahasan titik simpul awal.

Disisi lain, perhatian terhadap wilayah perbatasan semakin meningkat pasca kunjungan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, ke Desa Tonjong, Kecamatan Pasaleman Kabupaten Cirebon, saat Idul Adha lalu.

BACA JUGA:Damkar Turun Tangan Bantu Warga Bersihkan Selokan

Kang Dedi Mulyadi--sapaan akrabnya, tak hanya melaksanakan salat Idul Adha di masjid setempat, tetapi juga membawa oleh-oleh penting. Dia mengalokasikan anggaran sebesar Rp20 miliar untuk perbaikan infrastruktur jalan di kawasan tersebut.

“Ini mudah-mudahan bisa memicu semangat kepala daerah lain di perbatasan untuk bergerak bersama,” kata Yadi.

Sebagai informasi, berikut ini adalah desa-desa di Kabupaten Cirebon yang berbatasan langsung dengan Jawa Tengah. Di Kecamatan Losari, ada Desa Tawangsari, Kalirahayu, Mulyasari, Losari Lor, dan Astanalanggar.

Kecamatan Pabedilan, Desa Dukuwidara, Kalibuntu, Sidaresmi, dan Babakan Losari. Kemudian Kecamatan Ciledug Desa Bojongnegara, Ciledug Lor, dan Ciledug Wetan. Sementara di Kecamatan Pasaleman ada Desa Tonjong dan Tanjung Anom. (zen)

Sumber: