RAKYATCIREBON.ID, CIREBON - Swing voters atau pemilih yang masih ngambang belum menentukan pilihan, angkanya cukup besar. Ada 68,78 persen. Itu berdasarkan hasil survei tim Pemilu Rakyat, yang dilaksanakan di daerah pemilihan (Dapil) I.
Meskipun tingkat popularitas Imron, berada diurutan teratas, namun tidak berimbang dengan tingkat elektabilitasnya. Dapil I, malah menjadi kandangnya Yoga Setiawan yang mendapat angka 20,38 persen tingkat keterpilihannya. Elektabilitas Imron hanya diangka 5,09 persen.
Sehingga gerak langkah Imron dan timnya selama ini dinilai belum menyentuh masyarakat bawah. Banyak yang masih bimbang untuk memberikan kepercayaan kembali kepada Imron yang notabene merupakan mantan Bupati Cirebon periode 2019-2024.
Artinya, membuka peluang kepada figur lainnya, untuk mendapatkan simpatik publik. Terutama, figur-figur yang digadang-gadang akan menjadi lawan Imron dalam kontestasi lima tahunan nanti. Salah satunya seperti Hj Wahyu Tjiptaningsih SE MSi.
Ayu nampaknya akan memberikan perlawanan sengit. Ia bahkan sampai berani mengeluarkan statmen provokatif, lebih siap ketika Pilkada nanti, menggunakan skema head to head.
Wakil Ketua Bidang Pemenangan Pemilu, Bedjo Kasiyono menegaskan survei bukan menjadi satu-satunya patokan. Hasil survei hanyalah salah satu alat untuk menjadi acuan.
"Yang terpenting sekarang, melakukan kerja-kerja nyata untuk rakyat. Belanja masalah. Kemudian nanti ketika sudah terpilih program itu harus dieksekusi," kata ketika ditemui Rakyat Cirebon, Rabu 24 Juli 2024.
Partainya, cukup konsen dengan persoalan kedaulatan pangan. Kemandirian petani, distribusi tata niaga dan infrastruktur penunjangnya harus dipersiapkan secara baik. Termasuk perlindungan lahan produktif.
Selain itu menjamin kesejahteraan masyarakat. Terutama masyarakat miskin. Dan sarana prasarana penunjangnya seperti rumah sakit dan lain-lainnya dan memaksimalkan fungsi-fungsi puskesmas.
Sejauh ini, jagoan dari PDIP, baru mendapatkan surat tugas dari DPP. Didalamnya terdapat tiga intruksi. Pertama terkait konsolidasi internal. Ke struktural partai, sayap dan badan. Kedua konsolidasi eksternal. Ke parpol, tokoh masyarakat dan lainnya.
"Ketiganya diwajibkan untuk mencari pasangan. Nanti segala sesuatunya diserahkan ke DPP," katanya.
Yang terpenting konsolidasi dengan partai-partai. Tanpa terkecuali. Itu sudah dilakukan. Pak Imron pun kata Bejo, terus melakukan safari. Turun langsung ke masyarakat. Internalnya pun akan melakukan survei sejauh mana progresnya.
Kata Bejo, bicara surat tugas sebagai struktural partai, kader partai dan non partai semua diwajibkan untuk bekerja. Mensosialisasikan kepada masyarakat. Meyakinkan kepada masyarakat bahwa Imron adalah pemimpin. Bukan penguasa.
"Kita cari pemimpin bukan penguasa. Semua kita instruksikan untuk meyakinkan masyarakat bahwa Imron tokoh islam nasionalis dan layak menjadi pemimpin Kabupaten Cirebon," katanya.
Ia pun tidak menanggapi, statmen provokatif Ayu, yang mengharapkan pilkada head to head. "Kita ingin bersama-sama dengan partai lain membangun Cirebon. Arahnya bukan ke koalisi. Tapi kerjasama. Baik eksekutif dan legislatif.
Makanya kita silaturahmi ke beberapa partai. Termasuk dengan parpol non parlemen," katanya.
Bejo pun membocorkan, hasil silaturahmi yang dilakukan PDIP selama ini, membuahkan hasil. Informasinya akan ada kunjungan balasan dari beberapa parpol.
"Ya, informasinya akan membalas kunjungan. Sudah kearah itu tapi tidak saya sampaikan parpol mana. Jadwalnya belum. Kita nunggu saja," pungkasnya. (zen)