RAKYATCIREBON.ID, CIREBON - Dinamika politik di Kabupaten Cirebon semakin memanas menjelang pelantikan anggota DPRD periode 2024-2029 dan Pilkada yang dijadwalkan pada akhir tahun ini. Tidak hanya perebutan kursi Bupati dan Wakil Bupati Cirebon yang menjadi sorotan, namun juga persaingan internal di tubuh PDIP untuk posisi Ketua DPRD Kabupaten Cirebon.
PDIP, sebagai partai pemenang pemilu di Kabupaten Cirebon, memiliki hak penuh untuk menentukan kader terbaiknya sebagai Ketua DPRD. Namun, posisi strategis ini tidak lepas dari tarik menarik kepentingan antar kader partai.
Isu nepotisme pun mencuat setelah beredar informasi bahwa Imron, Ketua DPC PDIP Kabupaten Cirebon, tengah melobi DPP untuk mendorong adiknya, Muchidin, menduduki kursi Ketua DPRD. Hal ini mengundang beragam reaksi di kalangan kader PDIP.
Wakil Ketua DPRD Kabupaten Cirebon, yang sekaligus juga merupakan Bendahara DPC PDIP, Rudiana SE MAP menyatakan bahwa seluruh kader terpilih dari PDIP memiliki peluang yang sama untuk menduduki jabatan tersebut.
"Semua anggota dewan terpilih dari PDIP, termasuk saya, Pak Aan, dan Muchidin, memiliki hak yang sama untuk menjadi Ketua DPRD," ujar Rudiana.
"Kita semua akan menunggu keputusan dari DPP berdasarkan kriteria yang matang," lanjutnya.
Rudiana juga mengakui bahwa keputusan akhir ada di tangan DPP PDIP, dan setiap kader harus patuh terhadap keputusan tersebut. "Sebagai kader yang loyal, kita harus menuruti aturan dan kriteria yang akan ditetapkan DPP," tambahnya.
Pernyataan Rudiana ini sejalan dengan pandangan Aan Setiawan, anggota DPRD terpilih yang akan dilantik untuk kelima kalinya. Aan menegaskan bahwa semua anggota DPRD terpilih dari PDIP memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai Ketua DPRD.
Keputusan akan ditentukan oleh DPP dengan mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk pengalaman dan kontribusi para kader.
"DPP akan mempertimbangkan banyak hal, termasuk pengalaman dan suara yang diperoleh dalam pemilu," kata Aan. "Muchidin memang salah satu calon potensial mengingat perolehan suaranya yang signifikan," lanjutnya.
Diperkirakan selain persaingan internal PDIP, formasi koalisi partai di parlemen pun akan mempengaruhi dinamika politik menjelang Pilkada Kabupaten Cirebon pada 27 November mendatang. (zen)