RAKYATCIREBON.ID, CIREBON – Warga di sekitar Jalan Sarabau-Weru, Kabupaten Cirebon, mengeluhkan proyek perbaikan jalan dan irigasi yang tak kunjung selesai. Pasalnya, proyek sepanjang 400 meter yang dimulai sejak Oktober 2024 ini kerap terhenti tanpa kejelasan. Aktivitas warga terganggu dan roda perekonomian masyarakat tersendat.
Salah satunya disampaikan Elo Suswono. Ia mengaku kesulitan beraktivitas karena pengerjaan yang sering kali terhenti. “Perbaikan ini sering berhenti, kadang beberapa hari kerja, lalu berhenti lagi. Sudah lama sekali belum selesai. Galian di jalan ini dalamnya bisa mencapai satu meter, membuat warga makin susah lewat,” katanya, kesal.
Tidak hanya aktivitas, perekonomian warga pun turut terdampak. Banyak warung dan usaha kecil yang terpaksa tutup akibat minimnya pembeli. Bahkan, seorang pedagang bakso di kawasan tersebut memilih pulang kampung karena sepinya pelanggan.
“Perekonomian kami mati. Warung-warung tutup, istri saya kesulitan jualan gas, akses jalan mati total,” tambah Elo.
Lebih parahnya lagi, kondisi jalan yang tidak rata dan lebar yang terbatas semakin menyulitkan mobilitas warga. Kendaraan roda empat tak dapat melintas, sehingga banyak warga yang harus mengambil jalur memutar.
“Pengiriman barang sekarang terpaksa estafet pakai motor bolak-balik. Ini jelas mengganggu mobilitas. Kami berharap perbaikan ini cepat selesai,” ujar Elo dengan nada kecewa.
Tidak hanya soal aktivitas dan ekonomi, keselamatan warga juga terancam akibat kondisi jalan yang rusak. Abdul, warga setempat mengungkapkan bahwa sudah beberapa kali terjadi kecelakaan.
“Kemarin ada orang tua jatuh saat membawa paket dan kecebur di galian. Untungnya tidak luka parah, tapi kondisi ini sangat mengkhawatirkan,” katanya.
Menanggapi keluhan warga, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kabupaten Cirebon, Ir Iwan Rizki, menjelaskan bahwa proyek ini mencakup dua pekerjaan utama, yaitu pemasangan saluran air atau U ditch dan pengecoran jalan (rigid).
Kata dia, proses pengerasan jalan membutuhkan waktu pengeringan selama 28 hari agar kualitasnya tetap terjaga. “Kalau dipaksakan dibuka sebelum waktunya, jalan akan cepat rusak. Makanya kami menunggu usia beton mencapai batas minimalnya,” katanya.
Iwan juga menyebut bahwa pekerjaan saluran air dan pengecoran dilakukan secara bertahap untuk menghindari saling mengganggu prosesnya. Meski terkesan lambat, Iwan optimistis bahwa proyek ini akan selesai tepat waktu. "Insya Allah, kita optimis proyek selesai sesuai rencana," pungkasnya. (zen)