
CIREBON, RAKYATCIREBON.DISWAY.ID – Ketika sekolah-sekolah di pusat kota berlomba menampung pendaftar melebihi kapasitas, sekolah-sekolah pinggiran seperti SMAN 1 Kaliwedi, Kabupaten Cirebon, justru masih harus berjuang menarik minat peserta didik.
Sekolah yang berdiri sejak 2017 ini telah membuka pendaftaran dan verifikasi dokumen Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) tahun ajaran 2025/2026. Menargetkan kuota hingga enam rombongan belajar (rombel).
Tantangannya, tak bisa dianggap enteng. Lokasi sekolah yang terpencil dengan jarak lebih dari satu kilometer dari pemukiman warga tanpa dukungan transportasi umum, menjadi salah satu hambatan utama.
BACA JUGA:Nekat Minum Racun karena Putus Sekolah
Selama ini, banyak calon siswa harus menempuh perjalanan jauh. Berjalan kaki, naik sepeda onthel atau diantar dengan sepeda motor oleh orang tua.
“Ini bukan hanya soal pendaftaran. Ini soal akses yang masih jadi persoalan klasik bagi kami di daerah pinggiran,” ujar Kepala SMAN 1 Kaliwedi, Dr Jajuli SPd MM, Rabu (11/6).
Kendati demikian, pendaftar di hari pertama pembukaan SPMB (10/6), tercatat 36 siswa telah mendaftar. Hari kedua menyusul 11 siswa, sehingga total sementara mencapai 47 pendaftar.
“Tahun lalu kami hanya bisa membuka empat rombel. Tahun ini targetnya enam, tapi kami sadar tidak mudah,” ungkapnya.
Tak hanya akses, keterbatasan sarana dan prasarana juga turut menjadi tantangan. Fasilitas yang belum memenuhi standar ideal menyebabkan kepercayaan masyarakat terhadap kualitas pendidikan di SMAN 1 Kaliwedi belum sepenuhnya terbentuk.
Meski demikian, pihaknya tidak berhenti berbenah. Saat ini, SMAN 1 Kaliwedi telah memiliki 12 rombel secara keseluruhan dan terus memperluas daya tampung setiap tahunnya.
“Kami terus berusaha membangun dari bawah. Mulai dari fasilitas, tenaga pendidik, hingga layanan berbasis digital,” kata Jazuli.
Ia juga menyoroti pentingnya sistem zonasi yang bisa menjadi solusi agar siswa di wilayah Kecamatan Kaliwedi tak perlu berbondong-bondong mendaftar ke sekolah-sekolah di luar daerah. Dengan sistem tersebut, potensi lokal bisa dimaksimalkan.
BACA JUGA:Dispora Targetkan PAD Rp 126 Juta di 2025, Optimistis Capai 100 Persen
“Anak-anak di sini sebenarnya punya semangat belajar tinggi. Bahkan ada beberapa dari luar daerah yang ingin masuk, karena di sekitar kami juga ada pesantren tahfiz yang cukup dikenal,” ujarnya.
Jajuli menceritakan, dihari pertama pendaftaran SPMB, sempat terjadi gangguan teknis. Server trouble. Akibat lonjakan akses di seluruh Jawa Barat. Namun proses pendaftaran kini berjalan normal.
Sebagai informasi, tahap pertama SPMB akan berlangsung selama 6 hari. Sejak 10-16 Juni. Kemudian nanti dilanjutkan dengan tahap kedua pada 23–26 Juni 2025. Tersedia empat jalur penerimaan selama SPMB Jabar tahun 2025. Meliputi jalur domisili, afirmasi, mutasi orang tua dan jalur prestasi. (zen)