SMAN 1 dan SMAN 2 Cirebon Tambah Jumlah Siswa Baru, Ikuti Arahan Gubernur Jabar

Sabtu 12-07-2025,11:03 WIB
Reporter : Indah Tri
Editor : Indah Tri
SMAN 1 dan SMAN 2 Cirebon Tambah Jumlah Siswa Baru, Ikuti Arahan Gubernur Jabar

CIREBON, RAKYATCIREBON.DISWAY.ID — Kepala SMAN 2 Cirebon yang juga menjabat sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Kepala SMAN 1 Cirebon, Dr H Nendi SPd MM mengonfirmasi adanya penambahan jumlah siswa baru di kedua sekolah tersebut. Penambahan ini merupakan tindak lanjut dari arahan Gubernur Jawa Barat dalam upaya penanggulangan anak putus sekolah (PAPS).

Saat ditemui Rakyat Cirebon, Nendi menjelaskan, Gubernur Jawa Barat menginginkan agar tidak ada anak di wilayahnya yang tidak mengenyam pendidikan. Atas dasar itu, dikeluarkan kebijakan yang memperbolehkan sekolah negeri menampung siswa melebihi kapasitas kuota awal, khususnya bagi siswa dari keluarga kurang mampu dan terdampak secara sosial.

“Biasanya satu rombongan belajar (rombel) maksimal diisi 36 siswa. Namun, dengan kebijakan baru ini, bisa sampai 50 siswa, walaupun pada praktiknya rata-rata di lapangan hanya mencapai 44 sampai 45 siswa per kelas,” jelasnya.

Nendi menambahkan, meskipun jumlah siswa bertambah, jumlah rombel tetap tidak berubah, yaitu 12 rombel per sekolah. Dengan begitu, SMAN 1 dan SMAN 2 masing-masing kini menampung lebih dari 500 siswa baru, meningkat dari kuota awal sebanyak 432 siswa (36 siswa x 12 rombel).

Penambahan ini, kata Nendi, tidak lepas dari dua hal utama yaitu adanya kebijakan PAPS serta keberadaan sekolah-sekolah penyangga yang mempengaruhi distribusi siswa.

"Sehingga muncul keputusan itu ya ini bagi PAPS namanya ya penanggulangan anak putus sekolah. Nah sehingga ada kebijakan kalaupun maksimalnya 50 dipersilakan sekolah untuk menerima anak-anak yang terkait dengan hal tadi.

Kemudian, ada sekolah penyangga, seperti SMAN 6 penyangganya daerah Gunung Jati, SMAN 2 penyangganya daerah Kedawung, SMAN 9 penyangga daerah Ciperna, SMAN 8 penyangga daerah mundu,"katanya.

Dalam proses penerimaan siswa tambahan, Nendi mengungkapkan, pihak sekolah juga melakukan validasi lapangan secara langsung. 

“Kami tidak hanya mengandalkan data dari sistem, tapi juga turun langsung ke rumah calon siswa, melihat kondisi ekonomi, bahkan bertanya kepada tetangga. Jadi yang kami terima benar-benar dari keluarga yang layak dibantu,” ungkapnya.

Nendi juga menyebutkan, jumlah pendaftar di SMAN 2 mencapai 861 orang pada tahap 1 dan 2, sementara di SMAN 1 sedikit lebih rendah. Dari jumlah itu, sekitar 500 siswa diterima.

Ia juga menekankan, masih ada peluang besar bagi sekolah swasta untuk menerima siswa. 

“Pendidikan itu tidak hanya milik sekolah negeri. Sekolah swasta juga berperan besar dalam membantu pemerintah. Banyak tokoh sukses yang justru berasal dari sekolah swasta,” tutupnya. (its)

Kategori :