Workshop Ecoprint Digelar di Cirebon, Dorong UMKM Ramah Lingkungan dan Siap Ekspor

Selasa 16-09-2025,13:00 WIB
Reporter : Indah Tri
Editor : Indah Tri

CIREBON, RAKYATCIREBON.DISWAY.ID — Dinas Koperasi, UKM, Perdagangan dan Perindustrian (DKUKMPP) Kota Cirebon bersama Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Cirebon menggelar workshop Ecoprint yang berlangsung selama tiga hari, dari tanggal 16 hingga 18 September 2025.

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi pelaku Industri Kecil dan Menengah (IKM), khususnya di bidang kerajinan berbasis bahan alami.

Kepala DKUKMPP Kota Cirebon, Iing Daiman menyampaikan, pelatihan ini diikuti oleh 20 peserta, yang mayoritas merupakan ibu-ibu pelaku UMKM. Workshop ini menghadirkan instruktur ahli dari komunitas Ecoprint Suara Alam, Debu Yuli, yang dikenal aktif dalam pelatihan pembuatan produk ecoprint ramah lingkungan.

"Tujuannya untuk meningkatkan kompetensi pelaku IKM agar mampu menghasilkan produk berkualitas dan bernilai jual tinggi," ujar Iing.

Produk-produk hasil workshop rencananya akan dipasarkan di Mall UMKM Kota Cirebon setelah melalui proses kurasi. Beberapa produk ecoprint bahkan sudah mulai dipasarkan dan mendapat perhatian karena keunikan motif dan nilai estetikanya.

"Setelah pelatihan ini, produk-produk yang layak akan kami jual di Mall UMKM. Kalau belum, akan kami bantu untuk ditingkatkan kualitasnya," tambah Iing.

Ecoprint sendiri adalah teknik mencetak motif alami menggunakan pewarna dari daun-daunan dan bahan organik lainnya. Berbeda dengan batik, ecoprint menghasilkan motif yang unik dan tidak seragam, serta menjadi pilihan ramah lingkungan dalam dunia fashion dan kerajinan.

Kegiatan ini turut dihadiri oleh Ketua Dekranasda Kota Cirebon, Noviyanti Edo yang menyatakan, kegiatan seperti ini akan menjadi agenda rutin ke depannya.

"Ini terbuka untuk semua kalangan, termasuk anak muda. Kami ingin mengembangkan potensi lokal dengan memanfaatkan kekayaan alam yang ada di Cirebon, tanpa merusak lingkungan," ungkap Noviyanti.

Salah satu ciri khas ecoprint dari Kota Cirebon yang diangkat dalam pelatihan ini, tambah Novi, adalah penggunaan daun jati, yang memiliki nilai kearifan lokal karena biasa digunakan untuk membungkus nasi jamblang, kuliner khas Cirebon.

"Kami itu membuat ekoprin yang ada daun jati. Nah ini kearifan lokalnya karena daun jati kan pakai bungkus nasi jamblang," tambah Novi.

Novi juga menjelaskan, Dekranasda Kota Cirebon juga melihat peluang ekspor untuk produk ecoprint ini. Meski saat ini jumlah pelaku ecoprint masih terbatas, dari sekitar 1.600 UMKM aktif di Cirebon, peningkatan terus dilakukan agar produk kerajinan lokal mampu bersaing di pasar nasional bahkan internasional.

"Saat ini progresnya sudah 70 persen. Kami optimis bisa mencapai standar ekspor, karena tren produk ramah lingkungan terus meningkat," jelas Noviyanti.

Produk ecoprint dari Cirebon tidak hanya terbatas pada kain, tetapi juga mencakup baju, sepatu, tas, dan aksesoris lainnya, memberikan variasi pilihan bagi konsumen serta membuka peluang usaha yang lebih luas bagi masyarakat.

Dengan terus mengembangkan pelatihan, meningkatkan kualitas produk, dan memanfaatkan kearifan lokal, Cirebon berharap dapat menjadi salah satu pusat kerajinan ecoprint yang diperhitungkan di Indonesia. (its)

Kategori :