Minimalisir Potensi Banjir, DPUTR Sudah Normalisasi 12 Sungai

Rabu 05-11-2025,17:10 WIB
Reporter : Asep Saepul Mielah
Editor : Rifki Nurcholis

CIREBON - Memasuki masa siaga bencana banjir, rob hingga tanah longsor yang sudah ditetapkan di Kota Cirebon terhitung sejak tanggal 01 Oktober 2025 sampai 30 April 2026, semua perangkat daerah berbenah untuk mengantisipasi dan meminimalisir resiko bencana yang ada, tidak terkecuali Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR). 

Kepala DPUTR Kota Cirebon, Rachman Hidayat mengungkapkan, dari sisi perbaikan infrastruktur, untuk meminimalisir potensi dan resiko banjir, pihaknya sudah melakukan beberapa hal. 

Diantaranya, DPUTR sudah melakukan normalisasi terhadap 12 sungai yang ada dan mengalir di wilayah Kota Cirebon. 

BACA JUGA:Soal Polemik Naming Rights, Umar Clau Minta Maaf

"Kita sudah melakukan normalisasi di 12 sungai dengan peralatan seadanya. Kita banyak dibantu oleh BBWS dan Kabupaten," ungkap Rachman. 

Disebutkan Rachman, 12 sungai yang sudah dinormalisasi untuk meminimalisir dampak banjir, adalah sungai Cipadu, kali Sijarak 1, kali Sijarak 2, sungai Ledeng, sungai Cikalong, sungai Kedungmenjangan, Kali Kebat, sungai Sigujeg, kali Pacit, sungai Saladara, sungai Cikenis dan sungai Cimanggu. 

Selain normalisasi sungai, lanjut Rachman, DPUTR juga melakukan upaya minimalisasi potensi banjir dengan melakukan normalisasi dan drainase tepi jalan, terutama di beberapa jalan protokol yang menjadi langganan banjir. 

BACA JUGA:Tinggalkan Mouse! 5 Laptop dengan Trackpad Terbaik yang Nyaman Buat Desain dan Coding

"Kita juga menormalisasi drainase, seperti yang berlangsung di jalan Cipto, jalan Ciremai Raya, jalan Kartini, dan termasuk di Terusan Pemuda," jelas Rachman.

Rachman menyadari, untuk saat ini, upaya-upaya yang dilakukan DPUTR hanya baru sebatas untuk meminimalisir saja, tidak sampai menghilangkan banjir. 

Namun demikian, setidaknya menjadi upaya bertahap yang dilakukan untuk bisa kedepan benar-benar bisa menghilangkan genangan dan banjir di Kota Cirebon. 

BACA JUGA:Jangan Sampai Tertipu! 7 Hal Wajib Cek Sebelum Beli HP Bekas, Khususnya Baterai!

"Kalau menghilangkan kita masih jauh, tapi meminimalisir, itu yang kita maksimalkan," ujar Rachman. 

Ditambahkan Rachman, untuk early warning, ini membutuhkan sinergitas semua pihak, sehingga pencegahan dampak dan potensi bencana harus dirumuskan bersama. 

"Ya mari sekua pihak ikut bersinergi. Misal debgan Dishub dari sisi lalu lintas, jika terdeteksi ada titik genangan, bisa langsung melakukan rekayasa lalu lintas," kata Rachman. (sep) 

Kategori :